Puluhan Rumah Banjir Tanggul Sungai Kembang di Sanggrahan Jebol

Photo Author
- Minggu, 26 Februari 2023 | 12:57 WIB
Banjir  (foto: istimewa)
Banjir (foto: istimewa)




SUKOHARJO - Puluhan rumah di Dukuh Ngronggah Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol banjir akibat tanggul Sungai Kembang jebol. Penyebabnya setelah debit air tinggi dan arus deras usai hujan deras.

 

Tim gabungan sudah melakukan penanganan terhadap warga terdampak banjir dan juga menangani sementara tanggul jebol dengan penutupan menggunakan karung berisi pasir dan batu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Minggu (26/2/2023) mengatakan, tanggul Sungai Kembang di Dukung Ngronggah Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol jebol pada Minggu (26/2/2023) dinihari.

 

Sebelum kondisi cuaca hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama. Hal ini berdampak pada peningkatan debit air dan derasnya arus di Sungai Kembang.

Tanggul Sungai Kembang yang jebol mendadak membuat warga kaget setelah air masuk ke dalam rumah. Ketinggian air yang membanjiri rumah warga bervariasi antara 10-40 sentimeter.

Kejadian tersebut kemudian dilaporkan warga ke pihak Pemerintah Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol dan diteruskan ke BPBD Sukoharjo. BPBD Sukoharjo kemudian menerjunkan petugas bersama dengan tim gabungan lainnya membantu penanganan banjir dan tanggul Sungai Kembang yang jebol.

Tanggul Sungai Kembang yang jebol memiliki ukuran lebar 4 meter dan kedalaman 3 meter. BPBD Sukoharjo bersama tim gabungan sudah melakukan penanganan sementara tanggul Sungai Kembang yang jebol dengan menutup kebocoran air menggunakan karung berisi pasir dan batu. Selain itu sebagai penguat penahan ditancapkan bambu.

BPBD Sukoharjo sudah melaporkan kejadian tanggul Sungai Kembang di Dukung Ngronggah Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Pelaporan tersebut dilakukan mengingat Sungai Kembang menjadi kewenangan BBWSBS.

Dalam pelaporan tersebut BPBD Sukoharjo menjelaskan kronologis kejadian dan permintaan bantuan perbaikan tanggul Sungai Kembang di Dukuh Ngronggah Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol yang jebol untuk diperbaiki permanen. Sebab sekarang baru dilakukan perbaikan sementara saja dan masih rawan jebol lagi saat hujan deras turun.

"Hujan deras membuat debit air tinggi dan arus deras sehingga tanggul Sungai Kembang di Dukuh Ngronggah Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol jebol. Ada puluhan rumah terdampak banjir dan sudah dilakukan penanganan bersama," ujarnya.

BPBD Sukoharjo masih akan memantau kondisi tanggul jebol Sungai Kembang dan warga terdampak banjir. Sebab cuaca sangat ekstrem berupa curah hujan tinggi.

"Masih kami pantau terus. Kondisi cuaca sering hujan deras dan dikhawatirkan tanggul bisa jebol lagi dan banjir lebih besar," lanjutnya.

BPBD Sukoharjo sebelumnya tidak memperkirakan wilayah Dukuh Ngronggah Desa Sanggrahan Kecamatan Grogol terjadi banjir. Banjir yang terjadi sekarang lebih disebabkan karena faktor tanggul jebol.

"Sebelumnya di wilayah tersebut memang pernah banjir tapi sifatnya karena luapan sungai. Sedangkan sekarang faktor tanggul jebol dan diluar perkiraan. Nantinya secepatnya harus dilakukan perbaikan permanen agar tanggul jebol tidak semakin parah dan berdampak besar pada banjir berikutnya," lanjutnya.










Puluhan Rumah Banjir Tanggul Sungai Kembang di Sanggrahan Jebol


Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Widodo, mengatakan, status siaga masih diterapkan mengingat kondisi cuaca ekstrem sering hujan deras dan angin kencang. Selain itu, juga melihat dari ketinggian debit air Sungai Bengawan Solo yang rawan meluap dan mengakibatkan banjir disejumlah wilayah.

Pemkab Sukoharjo sudah meminta kepada seluruh jajaran dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk selalu siaga. Hal ini untuk mempercepat penanganan pada saat bencana alam datang.

"Semua tetap disiagakan baik petugas, peralatan dan kebutuhan lainnya dalam penanganan bencana alam menghadapi cuaca ekstrem karena curah hujan tinggi dan angin kencang masih terjadi setiap hari," ujarnya.

Wilayah rawan bencana alam sampai sekarang masih terus dipantau ketat oleh petugas terkait. Selain antisipasi bencana alam, juga sebagai bentuk upaya penyelamatan warga dan harga benda dari potensi kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, tanah longsor maupun angin kencang.

Widodo menambahkan, penanganan bencana alam yang sudah terjadi sebelumnya berjalan dengan baik. Tim gabungan langsung bekerja sesuai dengan tugas dan kebutuhan di lapangan. Gerak cepat dilakukan untuk meminimalisir korban baik materi dan jiwa.

Gerak cepat tersebut dilakukan setelah sebelumnya sering digelar simulasi dan sosialiasi melibatkan tim gabungan dalam penanganan bencana alam. Dengan demikian pada saat bencana alam datang maka petugas sudah siap sepenuhnya. Termasuk juga dalam penggunaan peralatan yang dibutuhkan.

"Tim gabungan sudah berkoordinasi dan bekerja dengan baik dalam membantu penanganan warga di lokasi bencana alam. Disisi lain, edukasi terhadap warga untuk tanggap bencana alam yang sering dilakukan petugas berhasil," lanjutnya. (Mam) 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X