Masyarakat Diingatkan Ancaman Bencana Alam

Photo Author
- Rabu, 28 Desember 2022 | 19:10 WIB
ilustrasi dok
ilustrasi dok

Krjogja.com - SUKOHARJO - Masyarakat diingatkan ancaman bahaya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor saat perayaan Tahun Baru dampak dari cuaca ekstrem. Sebab curah hujan terus mengalami peningkatan. Puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2023 mendatang.


Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Rabu (28/12) mengatakan, sudah ada peringatan dari BMKG terkait cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan dan angin kencang. Hal ini sudah terjadi sejak beberapa hari lalu dan masih berlanjut kedepan.


Cuaca ekstrem tersebut sangat terasa dampaknya di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Sebab dibeberapa desa dan kecamatan sudah terkena banjir. Akibatnya ratusan rumah warga terendam air akibat luapan Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya.


"Cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan juga menjadi ancaman bagi masyarakat saat beraktivitas khususnya saat perayaan tahun baru. Kegiatan diluar ruangan sangat terdampak. Karena itu masyarakat kami minta tetap waspada hujan deras dan angin kencang," ujarnya.


BPBD Sukoharjo ditegaskan Sri Maryanto akan melakukan penanganan sesuai kewenangannya yakni terkait bencana alam. Sedangkan kegiatan atau perayaan serta izin tahun baru dan lainnya diserahkan ke pihak terkait.


"Seperti di obyek wisata yang rawan bencana alam sudah kami sosialiasi untuk tetap waspada baik banjir, tanah longsor dan pohon tumbang," lanjutnya.


Beberapa obyek wisata di wilayah Kabupaten Sukoharjo berada di perbukitan seperti di Kecamatan Bulu. Cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi berdampak pada terjadinya tanah longsor.


Pengelola obyek wisata diminta melakukan pemantauan secara penuh. Selain itu juga pengaturan terhadap wisatawan yang datang agar tidak mendekat tempat rawan longsor atau membahayakan lainnya saat hujan deras turun.


"Kalau panggung acara apabila ada di luar ruangan juga harus diperhatikan kekuatannya. Sebab angin kencang sering terjadi karena pengaruh cuaca ekstrem," lanjutnya.


Sri Maryanto, mengatakan, wilayah dengan tingkat kerawanan bencana alam tanah longsor paling tinggi terjadi di Kecamatan Weru di Desa Tawang dan di Kecamatan Bulu meliputi Desa Sanggang, Desa Kamal, Desa Gentan, Desa Kedungsono dan Desa Tiyaran. Enam desa tersebut memiliki karakteristik geografis berupa perbukitan. Karena itu tanah longsor rawan terjadi saat musim hujan akibat gerusan air. (Mam)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X