Edy mengatakan, perkembangan sekarang menunjukan pertumbuhan pesat dimana dalam waktu tidak lama semua kecamatan akan memiliki sanggar inklusi. Dari 12 kecamatan yang ada sebagian besar telah memiliki sanggar Inklusi sendiri. Sedangkan sisanya akan segera berdiri dalam waktu dekat.
"Kami minta pihak pemerintah kecamatan, kelurahan dan desa juga ikut peduli setelah ada perhatian besar dari Pemkab Sukoharjo. Sebab secara fisik bangunan ada di wilayah para camat, lurah dan kepala desa. Bahkan bupati sudah turun langsung memimpin ke sanggar inklusi," lanjutnya.
Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo akan terus memantau perkembangan sanggar inklusi di masing-masing kecamatan. Pemantauan baik terhadap fisik bangunan, fasilitas, pelayanan dan ABK itu sendiri. Edy menegaskan, apabila ada kendala dalam pelaksanaan akan langsung dilaporkan ke Pemkab Sukoharjo.
"Dari Dinas Sosial Sukoharjo sudah turun membantu. Terus kami koordinasikan dengan petugas. Jangan sampai ada kendala yang menghambat perkembangan sanggar inklusi dan anak itu sendiri," lanjutnya. (Mam)