SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur meminta agar agenda rutin tahunan penutupan pintu air Dam Colo Nguter pada 1 Oktober 2021 nanti tidak dilakukan. Petani meminta agar pintu air Dam Colo tetap dibuka agar kebutuhan air untuk mengairi sawah terpenuhi. Permintaan tersebut dilakukan dengan mengirim surat ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).
Ketua P3A Dam Colo Timur Jigong Sarjanto, Selasa (31/8/2021) mengatakan, sudah menjadi agenda rutin tahunan setiap 1 Oktober setiap tahun dilakukan penutupan pintu air Dam Colo Nguter. Penutupan dilakukan dengan tujuan mengeringkan Dam Colo untuk selanjutnya dilakukan pemeliharaan rutin tahunan. Namun khusus tahun 2021 ini P3A Dam Colo Timur meminta agar penutupan pintu air seperti pada tahun sebelumnya tidak dilakukan. Petani meminta agar pintu air tetap dibuka agar kebutuhan mengairi sawah terpenuhi.
Jigong melanjutkan, berdasarkan pengamatan lapangan P3A Dam Colo Timur melihat musim tanam II (MT II) padi mundur. Hal ini berdampak pada mundurnya MT III padi berikutnya. Kondisi mundur juga terjadi pada panen MT II padi.
"Kebutuhan air petani mengairi sawah pada MT III padi sangat besar dan kami lihat volume air di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri dan Dam Colo Nguter juga banyak. Jadi P3A Dam Colo Timur meminta agar penutupan pada 1 Oktober nanti tidak dilakukan," ujarnya.
P3A Dam Colo Timur melihat kondisi berdasarkan hasil pemantauan diketahui petani sebagian besar sudah panen MT II padi. Namun masih ada juga petani yang belum dan masih menunggu panen.
Petani yang sudah panen MT II padi sekarang bersiap dan ada yang sudah melakukan MT III padi. Kondisi tersebut baik yang menunggu panen MT II dan sudah masuk mau tanam MT III padi sangat membutuhkan air. Petani bisa mendapatkan air dengan mengandalkan dari aliran Dam Colo Nguter.
P3A Dam Colo Timur sudah meminta kepada BBWSBS untuk tidak melakukan penutupan pintu air Dam Colo pada 1 Oktober nanti dengan mengirim surat. P3A Dam Colo Timur juga mengirim surat ke Bupati Sukoharjo dan Gubernur Jawa Tengah. Hal ini dilakukan agar pihak pemerintah ikut membantu memperhatikan kebutuhan air petani.
"Jangan sampai seperti tahun lalu dimana petani sangat membutuhkan air untuk mengairi sawah. Tapi Dam Colo sudah ditutup dan petani dirugikan. Jadi kami koordinasi awal dan meminta pada BBWSBS untuk tidak menutup agar kebutuhan air petani terpenuhi," lanjutnya.
Jigong menambahkan, pada 1 Oktober nanti saat jadwal penutupan pintu air Dam Colo dilakukan usia tanam padi petani pada MT III sekitar 30 hari sampai 45 hari. Apabila kekurangan air akibat pintu air Dam Colo ditutup maka tanaman padi petani terancam mati.
"Informasinya juga tidak ada agenda perbaikan saluran induk. Apalagi sekarang masih pandemi virus Corona. Jadi petani sekali lagi minta agar pintu air Dam Colo tidak ditutup," lanjutnya.
P3A Dam Colo Timur masih menunggu keputusan resmi dari pihak BBWSBS. Sebab setelah ini dikatakan Jigong akan ada rapat khusus membahas permintaan petani sesuai surat yang telah diajukan kepada BBWSBS.
"Kami kirim surat pada 8 Agustus lalu dan pihak BBWSBS rencananya akan melakukan rapat pada 2 September. Kami masih menunggu keputusan hasil rapat tersebut," lanjutnya.