SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Warga terkonfirmasi positif virus Corona diminta untuk tidak memaksakan diri melakukan isolasi mandiri di rumah demi mencegah penyebaran virus Corona dengan memunculkan klaster keluarga. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo meminta kasus seperti menjalani isolasi terpusat (isoter) di Asrama Haji Donohudan Boyolali dan Merc Rumah Sakit UNS Pabelan, Kartasura. Semua kebutuhan sudah ditanggung pemerintah.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo Yunia Wahdiyati, Minggu (8/8/2021) mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo sudah tidak memberi kesempatan pada warga terkonfirmasi positif virus Corona baik disertai gejala atau tanpa gejala wajib menjalani isoter di Asrama Haji Donohudan, Boyolali dan Merc Rumah Sakit UNS Pabelan, Kartasura. Hal itu dilakukan setelah melihat perkembangan kasus dimana banyak ditemukan klaster keluarga. Temuan didapati petugas setelah melakukan pemeriksaan dan pelacakan kontak erat kasus positif virus Corona ternyata menyebar dalam satu keluarga tinggal disatu rumah.
Temuan klaster keluarga ditemukan disejumlah wilayah sehingga berdampak pada kenaikan kasus positif virus Corona secara keseluruhan di Kabupaten Sukoharjo. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo berusaha menekan angka kasus tersebut dengan melakukan isoter.
"Potensi penularan virus Corona dalam satu rumah atau satu keluarga sangat besar. Sudah banyak temuan klaster keluarga. Sekarang sudah saatnya kasus terkonfirmasi positif virus Corona menjalani isoter dan bukan di rumah sendiri demi mencegah penyebaran virus Corona. Kasus disertai gejala penyakit bawaan juga akan dirawat di rumah sakit rujukan," ujarnya.
Yunia menegaskan, isoter sebagai bentuk perlindungan diberikan pemerintah kepada masyarakat khususnya warga yang terkonfirmasi positif virus Corona. Isoter ditegaskan Yunia juga bukan diskriminasi. Sebab warga terkonfirmasi positif virus Corona harus menjalani perawatan sendiri dengan cara memisahkan dengan orang lain yang dalam kondisi sehat agar tidak tertular.
"Pemerintah justru melindungi masyarakat bukan diskriminasi. Isoter itu untuk menghilangkan sumber penularan agar tidak menyebar ke anggota keluarga lain. Kami memisahkan antara yang sakit dan sehat," lanjutnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo meminta agar hal tersebut dapat dipahami masyarakat. Warga terkonfirmasi positif virus Corona juga tidak perlu memaksakan diri dengan menjalani isolasi mandiri di rumah melainkan isoter di Asrama Haji Donohudan, Boyolali dan Merc Rumah Sakit UNS Pabelan, Kartasura.
Proses pemantauan dan pemindahan warga terkonfirmasi positif virus Corona untuk menjalani isoter terus dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo. Petugas bahkan melakukan penjemputan ke rumah warga yang masih menjalani isolasi mandiri untuk dipindahkan ke isoter.
"Selama isoter semua kebutuhan sudah dijamin pemerintah. Isoter di Asrama Haji Donohudan, Boyolali dijamin pemerintah provinsi Jawa Tengah dan di Merc Rumah Sakit UNS Pabelan, Kartasura dijamin Pemkab Sukoharjo," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo juga memberikan perhatian dan bantuan pemenuhan kebutuhan makan dan minum bagi keluarga yang ada di rumah. Bantuan sudah diberikan mengingat ada anggota keluarga mereka harus pergi meninggalkan rumah untuk menjalani isoter di Asrama Haji Donohudan, Boyolali dan Rumah Sakit UNS Pabelan, Kartasura.
Selama proses isoter, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Sukoharjo meminta pada anggota keluarga yang ditinggalkan di rumah untuk tidak membesuk keluarganya saat masih isoter. Larangan diberlakukan agar tidak terjadi penularan virus Corona.
"Setelah dinyatakan sehat oleh dokter maka warga terkonfirmasi positif virus Corona usai menjalani isoter diperbolehkan pulang kembali ke rumah," lanjutnya.