SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Masyarakat diminta untuk mewaspadai perubahan cuaca ekstrim mengingat pola peralihan kemarau ke hujan atau sebaliknya sekarang tidak menentu. Kewaspadaan juga dilakukan terhadap ancaman bahaya angin kencang karena rawan menyebabkan kerusakan.
Hal tersebut diminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo mengingat dalam beberapa hari terakhir turun hujan disertai angin kencang diwaktu tidak menentu pada awal September yang sebelumnya diprediksi merupakan puncak kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Sri Maryanto, Minggu (6/9), mengatakan, kondisi cuaca sekarang sangat sulit diprediksi karena sering terjadi perubahan ekstrim dari panas ke hujan begitupula sebaliknya secara mendadak. Pada saat itu juga disertai angin kencang bersifat merusak. Atas kondisi tersebut maka masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bahaya yang bisa datang kapan saja.
Peringatan dini dilakukan BPBD Sukoharjo kepada masyarakat mengingat kondisi cuaca dalam beberapa hari sudah turun hujan. Bahkan hujan dengan intensitas tinggu turun mendadak disaat kondisi cuaca panas terik.
Hujan turun disejumlah wilayah seperti Kecamatan Sukoharjo, Bendosari, Grogol, Baki, Gatak, Kartasura, Weru dan Bulu. Di wilayah tersebut hujan pada saat siang dan sore hari.
"Masyarakat kami minta untuk mewaspadai peralihan cuaca ekstrim dari kemarau ke hujan. Dalam beberapa hari terakhir di Sukoharjo sudah terjadi pola perubahan dimana saat siang hari terik panas kemudian mendadak mendung hitam pekat dan hujan disertai angin kencang," ujarnya.
BPBD Sukoharjo melihat fenomena tersebut sebagai peralihan cuaca dari musim kemarau ke hujan. Hal itu juga didukung dengan informasi resmi dari BKMG.
Pada waktu peralihan cuaca juga rawan terjadi angin kencang yang bisa menyebabkan kerusakan. BPBD Sukoharjo tetap meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab kondisi cuaca panas bisa mendadak datang mendung hitam pekat disertai hujan dan angin kencang saat siang hari.
Angin kencang tersebut bersifat merusak seperti merobohkan pohon, rumah, papan reklame hingga tiang listrik dan telepon. Karena itu masyarakat diminta waspada untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun luka.
"Apakah kondisi cuaca sekarang sudah masuk musim hujan atau sifatnya hanya hujan sesaat seperti saat pertengahan Agustus lalu. Kami terus berkoordinasi dengan BMKG," lanjutnya.
Sri Maryanto menjelaskan, pada pertengahan Agustus lalu kondisi cuaca di Sukoharjo juga terjadi perubahan ekstrim dari kemarau ke hujan secara mendadak. Hal tersebut disebabkan pola pergerakan angin mengalami perubahan sehingga menyebabkan mendung dan turun hujan.
"Perkiraan awal dulu Agustus-September puncak musim kemarau. Namun ternyata pada pertengahan Agustus sempat turun hujan beberapa hari dan awal September juga sama bahkan disertai angin kencang," lanjutnya. (Mam)