Dampak WFH, Angka Ibu Hamil di Sukoharjo Naik

Photo Author
- Jumat, 8 Mei 2020 | 11:57 WIB

SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Angka kehamilan di Sukoharjo mengalami peningkatan setelah diberlakukan kebijakan work from home (WFH) akibat pandemi virus corona. Kondisi tersebut dikhawatirkan berdampak pada ledakan jumlah penduduk. Petugas melakukan antisipasi dengan persiapan penanganan agar dalam proses melahirkan ibu dan anak selamat. Tindakan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan pemerintah.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak Sukoharjo Proboningsih Dwi Danarti, Jumat (08/05/2020) mengatakan, terkait dengan kehamilan dan kerawanan ledakan jumlah penduduk sudah dilakukan penanganan bersama Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak Sukoharjo bersama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain dan instansi terkait. Kondisi sekarang diketahui ada peningkatan angka kehamilan disejumlah wilayah di Sukoharjo.

Peningkatan tersebut diketahui dari data petugas di lapangan termasuk laporan medis. Petugas sudah melakukan penanganan berupa pemeriksaan dan pemantauan terhadap ibu hamil tersebut. Hal ini penting mengingat sekarang masih dalam kondisi pandemi virus corona.

"Kondisi sekarang berbeda dibanding sebelumnya karena ada penyebaran virus corona membahayakan termasuk bagi ibu hamil. Disisi lain adanya pandemi membuat masyarakat sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah setelah diterapkan WFH. Angka kehamilan sekarang mulai meningkat meski belum signifikan dan kemungkinan semakin meningkat Mei Juni nanti," ujarnya.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Sukoharjo Tri Tuti Rahayu mengatakan, penerapan kebijakan WFH akibat pandemi virus corona sangat berpengaruh bagi masyarakat khususnya pasangan suami istri. IBI Sukoharjo memperkirakan dalam sembilan bulan kedepan ada peningkatan angka kehamilan dan ibu melahirkan sebesar 10 persen. Perkiraan tersebut berdasarkan adanya peningkatan ibu hamil sekarang sejak penerapan WFH.

"Untuk saat ini peningkatan belum signifikan. Kami perkirakan Juni nanti meningkat tinggi dan selama sembilan bulan kedepan ads peningkatan sebesar 10 persen ibu hamil dan melahirkan," ujarnya.

IBI Sukoharjo melihat penerapan WFH berdampak pada semakin intensnya pasangan suami istri berkumpul di rumah. Pemerintah pusat sendiri sudah mewajibkan bagi masyarakat tetap tinggal di rumah sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus corona.

Peningkatan angka kehamilan juga diperkirakan IBI Sukoharjo karena faktor kurang maksimalnya pelayanan keluarga berencana (KB). Sebab ada aturan pemerintah terkait pembatasan sosial dan berkerumun. Selain itu kebijakan jaga jarak sehingga menyebabkan pasangan suami istri enggan datang ke pusat pelayanan KB.

Upaya terus dilakukan IBI Sukoharjo dengan melibatkan semua bidan desa untuk memantau kondisi perkembangan ibu hamil. Hal itu untuk memastikan kesehatan ibu hamil terjaga. Dengan demikian maka bisa menjadi jaminan keselamatan ibu hamil saat melahirkan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan, ada kerawanan ledakan jumlah penduduk saat ini ditengah pandemi virus corona. Hal itu disebabkan karena kegagalan program KB bagi pasangan usia subur. Pasangan suami istri enggan datang ke pelayanan KB karena ada kebijakan pemerintah menerapkan WFH. Selain itu juga faktor ketatnya pelayanan medis ditengah kondisi pandemi virus corona seperti sekarang.

DKK Sukoharjo sudah melakukan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan masyarakat. Tidak hanya terkait pencegahan penyebaran virus corona saja, melainkan juga terhadap ibu hamil.

Data dari DKK Sukoharjo diketahui angka kehamilan sejak Januari-Maret 2020 sebanyak 3.457 ibu hamil. Dari jumlah tersebut sebanyak 931 atau 33,68 persen ibu hamil memiliki resiko tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X