Tujuh Candi Perwara Di Jateng dan DIY Purna Pugar

Photo Author
- Sabtu, 14 Desember 2019 | 23:11 WIB
Pemasangan puncak candi di kompleks Candi Prambanan sebagai tanda diresmikannya purna pugar. (foto: Indratno Eprilianto)
Pemasangan puncak candi di kompleks Candi Prambanan sebagai tanda diresmikannya purna pugar. (foto: Indratno Eprilianto)

KLATEN, KRJOGJA.com - Sebanyak tujuh candi perwara yang tersebar di Klaten, Jawa Tengah dan Sleman, Yogyakarta purna pugar. Peresmian purna pugar ditandai dengan pemasangan puncak candi di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sabtu (14/12/2019)

Lokasi ketujuh candi perwara purna pugar tersebut yakni dua di Candi Sewu, satu di Candi Plaosan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kemudian satu di Candi Prambanan dan tiga di Candi Kedulan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pelestarian purna pugar kali ini merupakan tahap pertama, kemudian akan dilanjutkan pengembangan dan kemanfaatannya.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Museum, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Fitra Arda, mengapresiasi kerja keras para juru pugar. Melalui tangan dingin mereka, usaha keras dan tekun, sehingga candi yang tadinya reruntuhan menjadi berwujud dan menjadi aset kedepan.

"Candi atau cagar budaya bisa dikembangkan dan dimanfaatkan. Kekuatannya ada dua, yakni difisiknya dan diinformasinya. Tahap berikutnya adalah dikembangkan apa informasi dibalik pemugaran tersebut. Lalu dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan," ujarnya.

Menurutnya, melalui purna pugar tersebut akan menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang. Selanjutnya pemugaran arahannya harus bisa mensejahterakan masyarakat. Mensejahterakan dalam arti tidak menjualnya tapi memfungsikannya. Sehingga kehadirannya bisa dirasakan oleh masyarakat.

"Teknologi masa lalu tidak kalah dengan masa sekarang. Tidak akan hadir bangunan semegah itu kalau dimasanya tata pemerintahannya tidak bagus, seninya tidak tinggi, atau keamanannga tidak tinggi. Bisa bayangkan disatu kawasan yang berdekatan suatu aliran berbeda, Budha dan Hindu, tentu sama dengan jika dimasa sekarang merawat kebinekaan," ujarnya.

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, Sukronedi, menambahkan, di wilayahnya masih banyak batu candi yang masih dalam proses pemugaran. Seperti di Candi Sewu dari sebanyak 240 candi baru ada 16 candi yang telah dipugar, sisanya masih 224 candi belum dipugar. Kemudian di Candi Plaosan dari 242 candi baru 20 candi dan masih sisa 22 candi belum dipugar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X