KLATEN, KRJOGJA.com - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) mampu menggerakan kembali kehidupan dolanan tradisional anak di Wilayah Gantiwaro, Klaten dan sekitarnya.
Ratusan anak usia SD-SMP, Kamis (15/8/2019) gegap gempita dengan keceriaaan menunjukan kelihaian mereka bermain gasing, egrang, engklek, jamuran dan berbagai jenis donalan tradisional lainya yang kini sudah dilupakan oleh sebagian besar masyarakat. Mereka tampil dalam festival dolanan anak, kolaborasi kampus-kampung, yang dibuka oleh Bupati Klaten Sri Mulyani.
Salah satu penampilan yang cukup memukau adalah kelompok anak-anak dari Desa Mlese, Kecamatan Gantiwarno. Dengan konsep apik yang dibuat oleh Muhammad Nur Ramadani, Mahasiswa Fakultas Ekonomi, mengkolaborasikan antara dolanan tradisonal, tari, lagu Jawa, dan juga kostum tempo dulu.
Dengan megnenakan kain jarik dan kemben, gadis-gadir kecil lincah bermain engrang. Sementara beberapa teman laki-laki bermain bakiak, dan sebagian gadis cilik lainya menari sebagai mbok jamu.
Kelincahan anank-anak berbalut kostum kemben hitam dan kain batik sangat memesona para penontton yang memadati lapangan Gesikan Gantiwarno.
“Kebetulan saya yang membuat skenarionya. Saya berusaha menampilkan kembali keceriaan anak-anak dolanan sambil bernyayi. Hal ini mengajarkan mereka untuk bermain bersosialisasi dengan lingkugnanya,†kata Muhammad Nur Ramadani.
Belasan anak itu binaan dari mhasiwa KKN UST di padepokan 65, Birin, Mlese. Mereka diajari dolanan tradisional selama hampir empat minggu. Hasilnya luar biasa, anak-anak tampil percaya diri dan mahir.