SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Isu Sara dan hoax melalui media sosial sangat diwaspadai dalam menghadapi pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020. Masyarakat diminta selektif saat menerima informasi untuk menghindari perpecahan. Mengantisipasi masalah tersebut petugas akan melakukan pemantauan lapangan sekaligus melihat perkembangan media sosial.Â
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Pemkab Sukoharjo Gunawan Wibisono, Minggu (4/8/2019) mengatakan, persiapan pelaksanaan Pilkada 2020 dilakukan dengan melihat acuan evaluasi Pemilu 2019 lalu. Salah satunya berkaitan dengan kerawanan munculnya pepercahan di masyarakat. Sejumlah isu penting diantisipasi agar pelaksanaan pemilu berjalan dengan lancar.Â
Kesbangpol Sukoharjo mengevaluasi pada pelaksanaan Pemilu 2019 ada sejumkah penyebab masalah yang rawan menimbulkan pepercahan di masyarakat. Salah satunya berkaitan dengan isu hoax yang mudah tersebar melalui media sosial. Masyarakat yang menerima kabar tersebut tidak melakukan penyaringan sehingga mudah terjebak dan tersesat.Â
Isu hoax yang tersebar tidak hanya menyangkut calon peserta pemilu namun juga berkaitan dengan agama. Informasi yang disebar dinilai menjelekan dan saling menjatuhkan. Akibatnya membuat masyarakat menjadi terpecah.Â
“Pilkada 2020 memang masih lama tapi mengacu pada evaluasi Pemilu 2019 kemarin ada beberapa catatan penting agar Pilkada 2020 bisa berjalan lancar. Antisipasi kami lakukan berkaitan dengan isu Sara dan Hoax. Jangan sampai masyarakat menjadi terpecah,†ujarnya.Â
Pada pelaksanaan Pemilu 2019 angka partisipasi pemilih di Sukoharjo mencapai 81 persen. Dari jumlah tersebut sebanyak 32 persen diantaranya merupakan pemilih pemula atau milenial. Keberadaan para milenial sangat penting tidak hanya memilih pemimpin namun juga bagian dari pembelajaran pesta demokrasi.Â
Para pemilih milenial tersebut juga diminta untuk mendukung pelaksanaan pemilu. Salah satunya dengan tetap menjaga persatuan dan tidak terjebak isu hoax.Â