SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Harga daging ayam naik dari sebelumnya hanya Rp 31 ribu perkilogram menjadi Rp 35 ribu - Rp 37 ribu perkilogram. Kenaikan diduga karena permainan pasar akibat pedagang mendapatkan barang dari tengkulak dan bukan langsung peternak.
Pedagang daging ayam di Pasar Ir Soekarno Sriwinarsih, Kamis (18/7) mengatakan, kenaikan harga daging ayam terjadi secara bertahap sejak beberapa hari lalu. Harga daging ayam sebelumnya hanya Rp 31 ribu perkilogram merangkak naik menjadi Rp 32 ribu perkilogram dan naik lagi menjadi Rp 36 ribu perkilogram sebelum terakhir menjadi Rp 37 ribu perkilogram. Kenaikan harga daging ayam membuat pedagang mengalami masalah. Sebab pedagang harus mengeluarkan modal lebih besar lagi untuk mendapatkan barang.
“Harga daging ayam sangat tinggi sekarang hingga Rp 37 ribu perkilogram tapi saya juga jual lebih rendah Rp 36 ribu perkilogram karena takut pelanggan pergi,†ujarnya.
Kenaikan harga membuat pedagang mengalami kesulitan untuk menjual daging ayam setiap hari. Sebab setelah ada kenaikan membuat pedagang mengalami penurunan penjualan. Akibatnya pendapatan yang didapat setiap hari menurun.
Pedagang daging ayam di Pasar Kartasura Yamti mengatakan, naiknya harga daging ayam sangat tinggi membuat pedagang tidak berani mengambil barang dalam jumlah banyak. Sebab ada penurunan penjualan yang mengakibatkan terjadinya penumpukan stok barang.
“Kalau dalam satu hari barang harus habis. Kalau tidak maka daging ayam bisa rusak dan kualitasnya menurun. Akibatnya harga juga turun. Jadi stok secukupnya karena kondisi sekarang harga sangat tinggi,†ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo Sutarmo mengatakan, kenaikan harga daging ayam diduga disebabkan karena permainan pasar. Sebab pedagang daging ayam mendapatkan pasokan barang dari tengkulak atau pengepul. Kondisi tersebut sangat berpengaruh karena mereka bisa mempermainkan harga sebelum sampai ke pedagang.