Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo Agus Santosa Kamis (7/3) mengatakan, sudah ada perencanaan kedepan untuk penanganan kasus kebakaran di Sukoharjo. Dari sisi mobil pemadam kebakaran meski masih kurang namun tetap akan dimaksimalkan. Catatan khusus justru diberikan berkaitan dengan keberadaan sumber air. Sebab selama ini masih ada beberapa wilayah jauh dari sumber air dan menyulitkan petugas.Â
Â
Ketidakadaan sumber air menyebabkan proses pemadaman kasus kebakaran menjadi lebih lama. Padahal dari sisi mobil pemadam sudah berusaha dengan cepat sampai ke lokasi kejadian.Â
Â
Selama ini air untuk proses pemadaman kebakaran masih mengandalkan dari stok di mobil pemadam. Apabila habis maka mengambil air dari sungai atau saluran terdekat. Kondisi tersebut menjadi masalah karena belum tentu lokasi kebakaran dekat dengan sungai.Â
Â
“Sumber air berupa hydrant akan lebih didekatkan dibeberapa titik wilayah rawan kebakaran. Itu dilakukan untuk mengimbangi kecepatan dan ketersediaan mobil pemadaman saat melakukan penanganan kasus kebakaran,†ujarnya.Â
Â
Hydrant yang dijadikan sumber air bisa dibuat oleh pihak swasta atau pengusaha maupun pemerintah. Keberadaanya sangat membantu sekaligus jaminan bagi petugas pemadam kebakaran saat melakukan pemadaman api.Â
Â
“Misal begini hydrant yang dibangun atau dibuat swasta itu bisa dari pengusaha dimana membuatnya didekat tempat usahanya. Jadi apabila ada kebakaran maka petugas pemadam cukup mengambil dari sumber air itu. Kalau pemerintah maka bisa membuat hyndrat dibeberapa titik rawan kebakaran dan harus dipetakan dulu,†lanjutnya.Â
Â
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sukoharjo Heru Indarjo mengatakan, selama ini proses pemadaman kebakaran menggantungkan sepenuhnya dari petugas dan mobil pemadam. Kalaupun ada bantuan dari korban sifatnya hanya berupa alat atau tabung pemadam kebakaran kecil. Sedangkan untuk hydrant sebagai sumber air masih sangat jarang.Â
Â
“Keberadaan hydrant sebagai sumber air untuk penaganan kasus kebakaran sangat penting. Apalagi penempatanya di wilayah rawan kebakaran semisal di Solo Baru, Grogol dan Kartasura,†ujarnya.Â