Penguasa Harus Pikirkan Penambang Galian C Tradisional

Photo Author
- Sabtu, 21 April 2018 | 02:10 WIB

KLATEN, KRJOGJA.com - Ratusan warga penambang material bukan logam dan batuan (golongan C) beramai-ramai memasang spanduk di alur Kali Woro, persisnya di Dukuh Bono, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jumat (20/4/2018). Pemasangan spanduk yang dibubuhi tanda tangan dan aneka tulisan itu sebagai bentuk penolakan atas rencana normalisasi Kali Woro oleh PT. Apollu Nusa Konstruksi.

Pemasangan spanduk dilakukan para penambang galian C sejak pagi hingga selesai siang hari. Spanduk dengan panjang masing-masing sekitar 20 meter itu dipasang di beberapa titik lokasi di dekat bangunan Dam VI. Beberapa tulisan di antaranya Tolak Normalisasi Kali Woro, tolak alat berat dan aneka tulisan lain bernada protes.

"Penguasa, tolong pikirkan nasib rakyat kecil. Kami butuh makan. Kami butuh hidup layak. Jangan ganggu pekerjaan kami. Kami menolak (Kali Woro) dinormalisasi," teriak mbah Suro, penambang galian C tradisional asal Dukuh Bono, Desa Sidorejo dalam orasinya di hadapan ratusan penambang lainnya.

Menurutnya, Kali Woro tidak perlu dinormalisasi menggunakan alat berat. Sebab akan mematikan mata pencaharian penambang tradisional yang jumlahnya ribuan. Sedangkan kegiatan mencari pasir dan batu yang dilakukan penambang tradisional termasuk sudah membantu normalisasi.

"Kalau dibawakan alat berat berarti sama saja akan mengusir penambang tradisional. Jika Kali Woro belum normal, biar semua penambang trasisional yang menormalkan. Tidak uasah orang luar, tapi biar orang daerah yang menormalkan. Kami akan berjuang mempertahankan Kali Woro sampai titik darah penghabisan," tandasnya.

Penambang tradisional lainnya, Widodo (40), mengaku sudah lama menggantungkan hidupnya dengan bekerja mencari pasir dan batu di Kali Woro. Pihaknya menilai rencana normalisasi yang akan dilakukan PT. Apollu Nusa Konstruksi justru akan merugikan masyarakat sekitar yang mayoritas bekerja sebagai penambang tradisional.

"Semua yang menambang (tradisional) di sini (Kali Woro) menolak adanya normalisasi menggunakan alat berat. Penolakan juga telah kami sampaikan saat sosialisasi beberapa waktu lalu. Sebab normalisasi akan membunuh pekerjaan kami," keluhnya.

Ketua RW 5 Dukuh Bono, Desa Sidorejo, Listyo, mengatakan, Kali Woro merupakan tempat mata pencaharian mayoritas masyarakat di lereng Gunung Merapi. Rata-rata pendapatan dari hasil menambang dengan cara tradisional sekitar Rp 75.000 per orang dari pukul 05:00 sampai 12:00 WIB.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X