SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Puluhan perlintasan kereta api masih dibiarkan terbuka tanpa dilengkapi pintu pengaman disepanjang jalur cepat di wilayah Kecamatan Baki, Gatak dan Kartasura. Pengamanan dilakukan secara manual oleh sukarelawan disejumlah titik dengan memberi tanda untuk menyeberangkan warga.
Kepala Dinas Perhubungan Sukoharjo Djoko Indrianto, Selasa (24/10/2017) mengatakan, kasus kecelakaan kereta api dengan mobil di perlintasan kereta api tanpa palang pintu KM 50 di perbatasan Desa Mayang, Kecamatan Gatak dengan Desa Purbayan, Kecamatan Baki yang menewaskan satu orang korban harus menjadi pelajaran bersama. Sebab masih banyak perlintasan kereta api tanpa dilengkapi palang pintu pengaman terbentang memanjang di wilayah Kecamatan Baki, Gatak dan Kartasura.
“Disana merupakan jalur cepat kereta api dan memang harus ekstra waspada apabila ingin menyeberang perlintasan tanpa palang pintu pengaman,†ujar Djoko Indrianto.
Masyarakat juga harus dituntut untuk waspada dengan tidak berbuat yang membahayakan nyawa. “Disepanjang jalur cepat itu bahkan paling banyak disekitar Stasiun Gawok, Gatak banyak warga yang duduk di rel kereta api untuk menghabiskan waktu,†lanjutnya.
Terkait kondisi tersebut Dishub Sukoharjo sudah berkoordinasi dengan PT KAI untuk melakukan penanganan. Salah satunya yakni dengan memasang rambu larangan.
“Petugas dari PT KAI bahkan sudah melakukan sterilisasi khususnya di Stasiun Gawok berupa larangan nongkrong di rel kereta api karena membahayakan,†lanjutnya.
Djoko menambahkan, terkait kondisi perlintasan kereta api tanpa pintu pengaman sudah lama dikoordinasikan dengan PT KAI. Salah satunya dengan memasang rambu peringatan.
“Jalur cepat itu sangat membahayakan, seperti di perlintasan Mayang, Gatak. Disana meski sudah ada pintu pengaman namun beberapa waktu lalu ada kejadian kecelakaan sepeda motor tertabrak kereta api,†lanjutnya.
