PURWOREJO, KRJOGJA.com - Ujicoba lima hari sekolah (LHS) di sejumlah SD dan SMP di Kabupaten Purworejo, dihentikan. Sekolah tersebut akan kembali menerapkan kebijakan enam hari belajar.
LHS diujicoba pada sembilan SMP dan sekitar sepuluh SD di Purworejo. "Menyikapi Permendikbud 23 Tahun 2017, sejumlah sekolah mencoba menerapkan LH pada tahun ajaran 2017 - 2018," ujar Ahmad Kasinu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Purworejo, kepada KRJOGJA.com, Rabu (30/08/2017).
Pihak Dikpora Purworejo juga membentuk tim evaluasi untuk memonitor dan menilai pelaksanaan kebijakan itu. Seiring diterapkannya kebijakan, katanya, terjadi dinamika pada masyarakat dengan munculnya pendapat pro dan kontra pelaksanaan LHS.
Menurutnya, tim evaluasi terdiri gabungan wakil Dikpora Purworejo, pengawas sekolah dan dewan pendidikan, Tim melakukan kajian dengan turun langsung ke sekolah yang menerapkan program LHS.
Hasilnya, katanya, ada beberapa hal yang dikeluhkan masyarakat. Wali murid mengeluh lebih boros karena harus mengeluarkan uang saku lebih banyak untuk anak. Anak-anak tidak mau membawa bekal makan siang dari rumah dan memilih beli di kantin sekolah.
Selain itu, ada kecenderungan penurunan daya tangkap siswa pada siang hari. "Mereka kelelahan, guru juga mengeluhkan hal sama, stamina terkuras untuk bicara terus menerus dalam kelas," terangnya.
Kebiasaan masyarakat Purworejo yang masih mengandalkan bantuan anak untuk menyelesaikan masalah sehari-hari juga menjadi kendala. "Ada banyak hal yang membuat pemkab akhirnya memutuskan menghentikan ujicoba, sebab hasilnya memang tidak bagus," tuturnya.
Dikpora kemudian menerbitkan surat edaran kepada sekolah untuk kembali melaksanakan enam hari sekolah, 22 Agustus 2017. Seluruh SD yang menerapkan kebijakan LHS, langsung kembali belajar enam hari. Sementara untuk SMP, rencananya diterapkan 4 September 2017 karena sekolah masih menyusun jadwal mata pelajaran.