SUKOHARJO (KRjogja.com) - Perajin gitar asal Desa Ngrombo, Kecamatan Baki alami kesulitan melakukan penjualan produk barang ekspor. Kendala yang dihadapi karena banyaknya persyaratan serta rumitanya perizinan.
Ketua Paguyuban Desa Musika (Demusi) Dukuh Bregan, Desa Ngrombo, Kecamatan Baki, Abdullah Hasan, Senin (12/9/2016) mengatakan, perajin gitar berusaha terus untuk mengembangkan penjualan dengan memperluas pasar. Berbagai usaha dilakukan dengan menambah jaringan usaha. Namun hingga sekarang keinginan menebus pasar ekspor masih sulit terwujud.
Gitar yang dihasilkan para perajin Ngrombo, Baki sempat memiliki riwayat menebus pasar ekspor pada era 1980-an. Namun kemudian mengalami kendala dan sulit melakukan ekspor.
Penjulan gitar dari para perajin hanya dilakukan di wilayah Sukoharjo dan Solo Raya. Demi peningkatan usaha produk juga dijual secara nasional.
“Pesanan gitar dari luar negeri sebenarnya cukup banyak. Pesanan datang melalui kontak media sosial. Namun para perajin sulit memenuhi permintaan karena belum bisa melakukan ekspor,†ujar Abdullah.
Kendala yang dihadapi perajin gitar Ngrombo, Baki diantaranya adanya tuntutan sertifikat khusus dari pasar eropa. Persoalan lainnya yakni karena lama dan ruminya menguris persyaratan serta perizinan bea cukai.
Pengetahuan yang minim membuat para perajin gitar Ngrombo, Baki hanya bisa pasrah. Dengan banyaknya persyaratan diharapkan pemerintah bisa turun tangan memberikan bantuan.
Perajin gitar asal Ngrombo, Baki Sayuk Nur Hasan mengatakan, dalam sejarahnya perajin gitar Ngrombo, Baki pernah melakukan ekpor dengan tujuan Yunani pada tahun 1989. Namun dalam perjalanannya pasar ekspor tersebut terhenti karena kendala kualitas gitar buatan perajin menurun. Penurunan terjadi karena bahan baku tidak sesuai dengan selera pasar.
