Harga telur ayam naik Rp 1.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 24.000 per kilogram menjadi Rp 25.000 per kilogram. Harga bawang merah naik Rp 2.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 20.000 per kilogram naik menjadi Rp 22.000 per kilogram.
Data Diskopumdag Sukoharjo diketahui harga kebutuhan pokok pangan beras premium Rp 13.500 per kilogram, beras medium Rp 12.500 per kilogram, gula pasir 16.000 per kilogram, minyak goreng curah Rp 13.500 per kilogram, minyak goreng kemasan premium Rp 17.000 per kilogram, minyak goreng kemasan sederhana Rp 15.000 per kilogram, daging sapi Rp 110.000 per kilogram, daging ayam Rp 34.000 per kilogram, bawang putih sin chung Rp 32.000 per kilogram, bawang putih kating Rp 34.000 per kilogram, bawang bombay Rp 28.000 per kilogram.
Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sukoharjo mengeluh biaya produksi mengalami kenaikan tinggi namun keuntungan yang didapat tidak sebanding karena sangat sedikit. Penyebabnya karena adanya kenaikan harga kebutuhan pokok pangan sebagai bahan dasar produksi seperti beras, cabai, gula pasir, telur, daging ayam dan lainnya.
Pedagang warung makan di Sukoharjo Sulastri, mengatakan, kenaikan harga bahan pokok pangan sudah tidak wajar. Sebab kenaikan harga terjadi disemua bahan pokok pangan seperti beras, cabai, gula pasir, telur, daging ayam dan lainnya. Kondisi tersebut membuat biaya produksi usaha yang dijalani ikut naik.
Sulastri mengaku terpaksa membeli bahan kebutuhan pokok pangan seperti beras, cabai, gula pasir, telur, daging ayam dan lainnya dengan harga tinggi agar tetap bisa membuka usahanya. Apabila tidak maka usaha warung makan yang jalani bisa tutup.
Disisi lain, Sulastri mengaku awalnya tidak tega menaikan harga makanan dan minuman yang dijualnya kepada pembeli. Namun karena tekanan tingginya kenaikan harga bahan pokok pangan yang mempengaruhi naiknya biaya produksi maka terpaksa ikut menaikan harga jual makanan dan minuman.
Meski sudah menaikan harga namun Sulastri mengaku keuntungan yang didapat hanya sedikit. Bahkan karena banyaknya pesaing usaha warung makan dan beban masyarakat menyebabkan usaha yang dijalani sempat rugi karena sepi pembeli.
"Harga bahan pokok pangan naik tinggi dan berpengaruh pada kenaikan biaya produksi makanan dan minuman. Pemerintah diminta membantu pelaku UMKM seperti saya menekan harga. Dengan kenaikan harga ini membuat keuntungan sangat sedikit bahkan sering rugi karena sepi pembeli," ujarnya. (Mam)