Krjogja.com, KLATEN - Lahan optimalisasi indeks pertanaman (OPIP/IP 400) seluas 450 ha di Kabupaten Klaten tidak tertanami. Hal ini dikarenakan dampak el nino dan dampak pembangunan jalan tol.
Hal itu disampaikan Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat menerima pimpinan dan anggota Komisi IV DPR RI, dalam kunjungan kerja spesifik masa sidang 2023 di lahan pertanian Desa Tlingsing, Kecamatan Cawas, Klaten, Kamis (16/11/2023).
Menurut Sri Mulyani, dari lahan seluas 450 hektar tersebut, terdiri 430 hektar kekurangan air/dampak el nino. Yakni berada di wilayah Cawas seluas 310 hektar, Trucuk 105 hektar, dan Juwiring 15 hektar. Selain itu, terdapat 15 hektar lahan pertanian di Kecamatan Polanharjo tidak tertanami akibat terkena proyek tol.
Baca Juga: Warung Ganjaran Goes to Pabrik, Sentuh Kaum Buruh di Pekalongan
Lebih lanjut bupati menjelaskan, Desa Tlingsing, Cawas merupakan salah satu lokasi pengembangan optimalisasi indeks pertanaman (OPIP)/IP 400 di Kabupaten Klaten. Pelaksanaan IP 400 sejak tahun 2022 seluas 10.000 hektar, tersebar di 25 wilayah kecamatan.
Luas baku sawah di Klaten tahun 2023 adalah 30.009,2 hektar. Produksi padai Januari-Oktober 367.465 ton gabah kering giling. Produksi beras Januari - Oktober sebanyak 204.558 ton, dan tingkat konsumsi beras 116.589 ton, sehingga terdapat surplus sekitar 87.969 ton.
“Pada bulan November - Desember, masih ada potensi seluas 8.286 hektar, produksi 51.353 ton gabah kering giling atau setara 31.839 ton beras. Dengan kebutuhan beras November -Desember 2023 sebesar 18.799 ton, artinya tercukupi dan surplus 13.040 ton,” kata Sri Mulyani.
Baca Juga: 30 Peserta Masuk Finalis Dimas Diajeng Jogja 2023
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budhy Setiawan mengemukakan, kunjungan tersebut untuk melihat secara langsung dampak el nino terhadap kondisi lahan persawahan, dan juga kondisi yang lebih parah, yakni gagal panen.
Komisis IV mendukung gerakan nasional penanganan el nino yang dilakukan kementrian pertanian dalam bentuk dukungan terhadap anggaran, atau refocusing anggaran yang ditujukan untuk penanganan dampak el nino.
“Khusus datang ke wilayah ini, langsung ke lapangan untuk mendengar dari pemerintah daerah maupun petani, tentang persoalan-persoalan dampak el nino,” kata Budhy.
Baca Juga: Ngayogjazz Digelar Gratis, Ada Eva Celia, White Shoes & The Couples Company Hingga Trie Utami
Dampak terbesar el nino yang sangat diperhatikan adalah kekurangan produksi beras. Sehubungan hal itu, upaya lebih terfokus pada penambahan luas areal tanam, guna penambahan produksi untuk mengantisipasi kekurangan produksi yang terjadi di tahun 2023. (*)