Krjogja.com - YOGYA - Luas panen padi di DIY pada 2023 diperkirakan sebesar 105,39 ribu hektare (angka sementara) dengan produksi padi sekitar 532,80 ribu ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 302, 65 ton.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Herum Fajarwati menyampaikan berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA), puncak panen padi pada 2023 selaras dengan tahun sebelumnya, terjadi pada Februari, dengan luas panen mencapai 26,52 ribu hektare. Namun demikian, puncak panen padi pada Februari 2023 relatif lebih tinggi atau naik sekitar 2,3 ribu hektare.
Baca Juga: Ditlantas Polda DIY Tingkatkan Layanan Publik
" Dengan demikian, total luas panen padi di DIY pada 2023 diperkirakan sebesar 105,39 ribu, hektare, mengalami penurunan sekitar 5,53 ribu hektare atau 4,99 persen dibandingkan luas panen padi pada 2022 yang sebesar 110,93 ribu hektare," katanya di Yogyakarta, Jumat (17/16).
Herum mengatakan produksi padi di DIY sepanjang Januari-September 2023 diperkirakan sebesar 488,02 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan sekitar 22,83 ribu ton GKG (4,47 persen) dibandingkan Januari-September 2022 yang sebesar 510,85 ribu ton GKG. Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA September 2023, potensi produksi padi sepanjang Oktober-Desember 2023 ialah sebesar 44,78 ribu ton GKG.
" Total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 532,80 ribu ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 28,89 ribu ton GKG atau 5,14 persen dibandingkan 2022 yang sebesar 561,70 ribu ton GKG," imbuhnya.
Baca Juga: Nasi Kucing Kuliner Khas Penuh Sarat Makna
Produksi padi tertinggi pada 2022 dan 2023 terjadi diFebruari.Sementara produksi padi terendah pada 2023 diperkirakan terjadi di September. Produksi padi pada Februari 2023 yaitu sebesar 131,61 ribu ton GKG, sedangkan produksi padi pada September 2023 sebesar 11,09 ton GKG
"Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Gunungkidul, Bantul, dan Sleman. Sementara itu, dua kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kulonprogo dan Kota Yogyakarta,' tandas Herum.
Lebih lanjut BPS menyebut jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari-September 2023 diperkirakan setara dengan 277,21 ribu ton beras,mengalami penurunan sebesar 12,97 ribu ton atau 4,47 perse) dibandingkan Januari-September 2022 yang sebesar 290,18 ribu ton.
Baca Juga: Pengurus FKHP-UAD Dilantik, Fokus Kajian Pariwisata Perspektif Hukum
Sementara itu, potensi produksi beras sepanjang Oktober-Desember 2023 ialah sebesar 25,44 ribu ton. Dengan demikian, total produksi beras pada 2023 diperkirakan sekitar 302,65 ribu ton, mengalami penurunan sebesar 16,41 ribu ton atau 5,14 persen dibandingkan produksi beras pada 2022 yang sebesar 319,06 ribu ton.
"Produksi beras tertinggi pada 2023 terjadi di bulan Februari, yaitu sebesar 74,76 ribu ton. Sementara itu, produksi beras terendah diperkirakan terjadi pada bulan September, yaitu sebesar 6,3 ribu ton. Kondisi ini mirip dengan tahun 2022, di mana produksi beras tertinggi," pungkas Herum. (Ira)