FPB Sukoharjo Keberatan Usulan UMK 2024

Photo Author
- Sabtu, 25 November 2023 | 12:10 WIB

Krjogja.com - SUKOHARJO - Forum Peduli Buruh (FPB) Sukoharjo keberatan dengan angka usulan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Sukoharjo tahun 2024 karena kenaikan terlalu kecil 0,2 persen sebesar Rp 2.215.610 atau naik Rp 77.610 dibanding UMK tahun 2023 sebesar Rp 2.138.000.

Kecilnya angka disebabkan karena acuan dasar penetapan menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan bukan hasil survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Ketua Forum Peduli Buruh (FPB) sekaligus Ketua Serikat Pekerja Republik Indonesia (SPRI) Sukoharjo, Sukarno, Sabtu (25/11) mengatakan, dasar penentuan UMK tahun 2024 yang pembahasannya sudah selesai dilakukan bersama masih sangat memberatkan buruh.

Hasil kesepakatan usulan UMK Sukoharjo tahun depan juga belum memihak buruh. FPB Sukoharjo keberatan karena penghitungan masih mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan bukan KHL.

Baca Juga: Gempa Bumi Dua Kali Guncang Gunungkidul Hari Ini

"Dengan aturan baru dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan itu dalam pembahasan sebelumnya angka tertinggi kenaikan hanya 0,3 persen usulan buruh dan pengusaha hanya 0,1 persen. Sedangkan Pemkab Sukoharjo akhirnya menengahi 0,2 persen. Jelas angka kenaikan sangat kecil dan tidak sebanding dengan beban biaya hidup," ujarnya.

FPB Sukoharjo sejak awal menuntut pada pemerintah pusat maupun daerah dalam menentukan UMK mengacu pada survei KHL. Hal ini penting dilakukan karena mengacu data riil di lapangan mengenai harga kebutuhan pokok yang dibutuhkan hidup mulai dari papan, sandang dan pangan.

Survei KHL juga dibutuhkan mengingat harga kebutuhan pokok sering mengalami perubahan khususnya kenaikan. Terlebih lagi sekarang seperti kebutuhan pokok pangan mengalami kenaikan harga sangat tinggi.

"Harga pangan seperti beras, cabai dan lainnya sekarang sangat tinggi kenaikan. Itu bisa dibuktikan melalui survei KHL di pasar. Ini sangat memberatkan buruh dengan upah rendah sulit memenuhi kebutuhan hidup," lanjutnya.

Sukarno menegaskan, buruh di Kabupaten Sukoharjo sejak awal secara tegas meminta kepada pemerintah pusat untuk menekankan sistem pengupahan dengan mengacu pada survei KHL. Penerapan tersebut dilakukan menyesuaikan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Baca Juga: Satgas Yonif 726 Tamalatea Bersama Tentara Papua Nugini Sinergi Ciptakan Keamanan Daerah Perbatasan

"Dengan mengacu pada survei KHL maka upah tahun 2024 bisa naik sekitar 15 persen menyesuaikan kenaikan harga kebutuhan pokok," lanjutnya.

FPB Sukoharjo sudah melakukan survei KHL di Pasar Ir Soekarno Sukoharjo dan Pasar Kartasura pada bulan September 2023 dengan hasil untuk penentuan upah sebesar Rp 3,5 juta. Survei dilakukan terhadap 64 item terkait dengan kebutuhan sandang, pangan dan papan.

"Buruh berharap pemerintah memberikan solusi. Sebab di satu sisi harga kebutuhan pokok naik tinggi. Sedangkan kenaikan upah buruh sangat sedikit," lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X