Krjogja.com - SUKOHARJO - Normalisasi Sungai Langsur dilakukan tim gabungan berupa pengerukan sedimentasi pasir dan sampah serta pemangkasan ranting pohon dan bambu, Sabtu (02/12/2023). Kegiatan dilakukan untuk memperlancar aliran air mencegah banjir dan mengurangi dampak buruk pada lahan pertanian mengingat curah hujan tinggi sehingga menimbulkan kerawanan bencana alam.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno normalisasi tersebut sudah menjadi program Dinas Pertanian dan Perikanan sebagai upaya mendukung ketahanan pangan salah satunya dengan peningkatan hasil panen padi. Selain itu juga banyaknya masukan dari masyarakat mengingat Sungai Langsur sering membawa dampak buruk berupa banjir saat musim hujan yang berpengaruh pada lahan pertanian khususnya tanaman padi.
Dalam kegiatan tersebut selain mengerahkan banyak petugas dari tim gabungan, normalisasi Sungai Langsur juga menggunakan alat berat. Penggunaan tersebut dilakukan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengerukan sedimentasi pasir dan sampah di sepanjang aliran Sungai Langsur.
Sedimentasi pasir dan tumpukan sampah menjadi penyebab utama daya tampung air di Sungai Langsur berkurang. Selain itu juga menyebabkan aliran air menjadi tidak lancar dan sering meluap hingga menimbulkan banjir di lahan pertanian.
Dengan pengerukan sedimentasi tersebut diharapkan daya tampung air Sungai Langsur bisa bertambah dan aliran menjadi lancar. Hal ini sangat diperlukan mengingat curah hujan tinggi.
Tim gabungan saat normalisasi Sungai Langsur juga melakukan pemangkasan ranting pohon dan bambu yang menyumbat aliran air. Sebab dibeberapa titik ditemukan sumbatan disebabkan akibat pohon dan bambu.
Baca Juga: Kontingen Bantul Sabet Juara Umum Panjat Tebing Gebyar Olahraga Pendidikan
"Normalisasi Sungai Langsur sebagai bentuk pencegahan banjir mengingat curah hujan tinggi sekaligus memperlancar aliran air. Terpenting juga untuk meningkatkan hasil panen padi," ujarnya.
Kondisi Sungai Langsur yang lancar dan bebas banjir menjadi jaminan bagi petani. Sebab tanaman padi tidak akan terganggu banjir dan hasil panen melimpah. Dengan demikian maka membantu upaya pemerintah dalam menjaga stok pangan daerah.
"Setidaknya yang kami lakukan ini bisa membantu petani. Sebab untuk menuntaskan semua normalisasi Sungai Langsur butuh kegiatan lebih besar dari ini dan menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS)," lanjutnya.
Bagas menjelaskan, normalisasi Sungai Langsur sudah lama menjadi pekerjaan rumah (PR) BBWSBS yang belum terlaksana di Kabupaten Sukoharjo. Normalisasi sangat dibutuhkan mengingat sedimentasi pasir dan sampah sangat parah. Hal ini berdampak pada pendangkalan aliran sungai. Pemkab Sukoharjo sudah sejak lama mengajukan normalisasi Sungai Langsur ke BBWSBS.
Baca Juga: Hipertensi Bisa Menyerang Siapa Saja
"Sungai Langsur ini menjadi salah satu sungai selain Sungai Bengawan Solo yang banjir saat musim hujan. Dampaknya yang dirasakan pertama yakni petani karena lahan pertanian yang ditanami padi rusak," lanjutnya.