KRjogja.com - SUKOHARJO - Volume sampah buangan masyarakat selama momen puasa Ramadan hingga Lebaran diperkirakan naik sekitar 20-30 persen dibanding hari biasa. Kondisi tersebut terjadi karena adanya peningkatan aktivitas masyarakat. Petugas pemungut sampah dan truk pengangkut telah disiapkan keliling wilayah mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo Agus Suprapto, Rabu (13/3/2024) mengatakan, sudah menjadi tradisi pada momen tertentu saat ada peningkatan aktivitas masyarakat selalu diiringi dengan kenaikan angka volume sampah buangan masyarakat. Seperti saat puasa Ramadan hingga Lebaran. Sampah yang dihasilkan dan dibuang masyarakat naik signifikan dibanding hari biasa.
Pada momen puasa Ramadan hingga Lebaran tahun 2024 ini diperkirakan ada kenaikan sekitar 20-30 persen volume buangan sampah masyarakat dibanding hari biasa. DLH Sukoharjo mencatat pada hari biasa volume sampah buangan masyarakat sekitar 220 ton per hari.
"Kami perkirakan saat puasa Ramadan-Lebaran volume sampah buangan masyarakat naik signifikan sekitar 20-30 persen dibanding hari biasa. Jelas angka yang besar dan sudah kami siapkan petugas pungut sampah dan kendaraan operasional termasuk truk pengangkut sampah untuk membersihkan sampah di semua wilayah. Jangan sampai ada penumpukan apalagi setelah Kabupaten Sukoharjo berhasil meraih penghargaan Adipura Tahun 2023 yang baru saja diterima Bupati Sukoharjo Etik Suryani beberapa pekan lalu," ujarnya.
Baca Juga: Disemangati Suporter Saat Latihan, Penggawa PSS Merespon
Perkiraan kenaikan volume sampah buangan masyarakat sudah diantisipasi DLH Sukoharjo sejak akhir tahun 2023 lalu. Sebab di tahun 2024 ini sebagai akumulasi harian diperkirakan ada kenaikan volume sampah buangan masyarakat sekitar 10-20 persen. Khusus pada momen puasa Ramadan hingga Lebaran angka kenaikan diperkirakan lebih besar 20-30 persen.
Khusus pada momen puasa Ramadan hingga Lebaran nanti, DLH Sukoharjo sudah meminta kepada petugas rutin melakukan pembersihan wilayah dan patroli. Hal itu dilakukan selain mempercepat proses pengangkutan sampah, juga mengantisipasi penumpukan.
"Pagi rutin petugas keliling membersihkan. Tapi saat sore hingga malam ada petugas yang disiapkan karena setelah jam berbuka puasa apalagi ada kegiatan buka puasa bersama dibeberapa titik wilayah rawan terjadi penumpukan dan kenaikan volume sampah buangan masyarakat. Maka sampah itu langsung diangkut dan dibersihkan petugas. Ini bentuk komitmen Pemkab Sukoharjo menjaga kebersihan atas prestasi penghargaan Adipura yang diraih," lanjutnya.
DLH Sukoharjo meminta khususnya kepada masyarakat untuk ikut membantu menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Selain itu DLH Sukoharjo secara umum meminta kepada pelaku usaha menyediakan tempat pembuangan sampah sendiri dan melakukan pengelolaan sampah dengan baik. Harapannya sampah yang dihasilkan pelaku usaha tidak berserakan dan mengotori lingkungan.
Baca Juga: Pemprov Jateng Gelar Tarling di 18 Lokasi
Agus mengatakan, volume sampah buangan masyarakat selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Hal tersebut terjadi karena mengikuti adanya pertambahan jumlah penduduk. Selain itu juga ada penambahan aktivitas masyarakat khususnya melalui pelaku usaha dan industri.
Kenaikan volume sampah buangan dijelaskan Agus seperti terlihat di satu wilayah berkembang dengan muncul banyak permukiman penduduk atau perumahan baru. Selain itu juga berdirinya tempat usaha atau industri baru di satu wilayah.
Adanya perumahan dan tempat usaha atau industri berdampak dengan adanya tambahan volume sampah buangan. Sebab di wilayah yang seharusnya minim buangan sampah secara perlahan ada kenaikan.
"Posisi tahun 2023 volume sampah buangan masyarakat yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojorejo Bendosari 200-220 ton per hari. Sedangkan tahun 2024 kami perkirakan angkanya naik sekitar 10-20 persen. Naik karena jumlah penduduk bertambah, aktivitas masyarakat tinggi dan adanya penambahan pelaku usaha dan industri," lanjutnya.
DLH Sukoharjo terkait perkirakan kenaikan volume sampah buangan masyarakat pada tahun 2024 sudah melakukan upaya antisipasi. Gerakan penanganan sampah dimulai dari hulu sampai hilir dilakukan dehn melibatkan pemerintah desa, kelurahan dan kecamatan. Termasuk juga melibatkan orang per orang karena ikut andil membuang sampah dan harus membantu penanganannya dari bawah.