Tingkatkan Panen Padi, Pemkab Sukoharjo Perbaiki Jaringan Irigasi Pertanian

Photo Author
- Jumat, 24 Mei 2024 | 14:50 WIB
Lahan pertanian membutuhkan banyak suplai air irigasi.
Lahan pertanian membutuhkan banyak suplai air irigasi.


KRjogja.com - SUKOHARJO - Pemkab Sukoharjo melakukan perbaikan jaringan irigasi pertanian disejumlah wilayah. Kegiatan dilakukan untuk memaksimalkan aliran air demi meningkatkan hasil panen padi. Pengairan menjadi kunci penting pertanian dan sangat dibutuhkan petani.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Jumat (24/5/2024) mengatakan, Pemkab Sukoharjo sangat mendukung kemajuan disektor pertanian dengan terus meningkatkan hasil panen. Pengembangan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi modern dibidang pertanian. Selain itu, tidak kalah penting yakni memaksimalkan stok air yang ada untuk mengairi lahan pertanian.

Air yang berasal dari tampungan seperti Dam Colo Nguter, Waduk Mulur Bendosari dan embung dimaksimalkan dialirkan sampai ke lahan pertanian. Untuk mendukung hal tersebut maka harus tersedia sarana berupa jaringan irigasi teknis yang memadai.

Baca Juga: Anggota TNI AL Bantah Lakukan KDRT Penelantaran Anak dan Istri, Begini Pledoinya

Jaringan irigasi tidak boleh mengalami kerusakan karena air akan terbuang percuma. Jaringan irigasi yang layak akan mempermudah sistem pengairan dan membantu petani memenuhi kebutuhan air pertanian.

"Karena itu jaringan irigasi yang rusak atau memang perlu perbaikan akan diperbaiki. Pemkab Sukoharjo terus berupaya membantu petani memaksimalkan air untuk pengairan pertanian. Harapannya hasil panen melimpah dan menambah stok pangan daerah," ujarnya.

Pemkab Sukoharjo saat ini sedang melaksanakan tahapan lelang untuk tiga jaringan irigasi. Anggaran yang disiapkan sangat besar untuk kegiatan tersebut. Seperti rehabilitasi jaringan irigasi DI Kedungdowo dengan nilai HPS Rp 1,2 miliar, peningkatan jaringan irigasi DI Gondang dengan nilai HPS Rp 900,4 juta dan rehabilitasi jaringan irigasi DI Kaliduren dengan nilai HPS Rp 1,3 miliar.

Bupati menjelaskan, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah, meskipun luas wilayah Kabupaten Sukoharjo terkecil ke dua setelah Kabupaten Kudus. Jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo yang mempunyai mata pencaharian sebagai petani hanya 4,16% dari jumlah penduduk di Kabupaten Sukoharjo. Dengan prosentase jumlah petani ini tentunya bukan hal yang mudah untuk tetap mempertahankan surplus beras di Kabupaten Sukoharjo. Pada kondisi semakin meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan pangan juga semakin meningkat, namun kita dihadapkan pada keterbatasan lahan pertanian. Untuk itu harus dicari inovasi agar produksi pangan terus meningkat dan surplus beras dapat dipertahankan.

Baca Juga: Selama 3 Hari di Bantul 2 Pemancing Tewas Tenggelam di Sungai

Agar target surplus beras Kabupaten Sukoharjo ini dapat kita capai, kuncinya adalah kolaborasi antar stakeholder, memperkuat jejaring kerja untuk meningkatkan produksi padi di Kabupaten Sukoharjo. Tercapainya swasembada pangan tidak bisa hanya dibebankan kepada petani, namun pemerintah, swasta, akademisi bahkan media masa ikut andil dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Sukoharjo.

Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk melaksanakan intensifikasi pertanian, utamanya dalam upaya mengatasi masalah masih kurangnya infrastruktur pertanian baik berupa jaringan irigasi, pengembangan sumber air baru untuk pertanian, ketersediaan benih dan bibit bermutu yang masih terbatas serta masih lemahnya kelembagaan petani dan kemampuan kelompok petani dalam persaingan di pasar global.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, sektor pertanian di Kabupaten Sukoharjo sudah maju dengan hasil panen padi melimpah. Hal ini terlihat dengan keberhasilan surplus beras setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah dan nasional. Namun demikian, Pemkab Sukoharjo tetap memperhatikan terkait jaringan irigasi untuk mempercepat proses pencarian lahan pertanian.

"Permasalahanya ada jaringan irigasi yang rusak atau justru di wilayah tertentu belum ada jaringan irigasi. Penyebabnya bervariasi karena termakan usia atau memang disana belum ada sumber air. Terpenting juga terkait status kewenangan jaringan irigasi tersebut sebab ada yang jadi tanggungjawab pusat," ujarnya.

Baca Juga: LPS Siapkan Pembayaran Klaim Penjaminan Simpanan Nasabah BPR Jepara Artha

Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo memastikan di sektor pertanian yang menjadi kewenangan daerah prosesnya akan dipercepat. Salah satunya terkait penyediaan maupun perbaikan jaringan irigasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X