KRjogja.com - BOYOLALI - Diduga gelapkan aset desa senilai ratusan juta rupiah, Kepala Desa (Kades) Kaligentong, Slamet Sunardi membantah atas tuduhan tersebut. Bahkan Kades tersebut soal dugaan itu hanya omong kosong belaka.
Faktanya, Inspektorat Daerah Boyolali belum menerima jawaban resmi soal temuan masalah yang telah disampaikan ke Kades." Soal temuan kami mengenai kepala desa, sampai saat ini belum ada tindak lanjut," kata Inspektur Pembantu 1, Lilik Subagyo, Senin (22/7/2024).
Lilik mengaku telah membaca artikel berita soal kades yang menyangkal semua temuan inspektorat.Hanya saja, saat dilakukan pemeriksaan dan monitoring, tidak ada bukti sangkalan itu.
Baca Juga: Pembatasan BBM Subsidi
"Itu hanya omong kosong bagi kami. Karena data-data pada waktu pemeriksaan tidak ada yang menguatkan. Semua statement bagi kami tidak tepat," kata Lilik.
Saat ini pihaknya masih dalam tahap pembinaan dengan terus melakukan monitoring dan meminta tindak lanjut atas temuan tersebut. Namun, jika kades tak bisa dibina, pihaknya akan menyerahkan penanganan atas temuannya itu ke aparat penegak hukum (APH).
Temuan itu awalnya memang dari aduan masyarakat. Namun, perjalanan waktu saat dilakukan penelurusan, pihaknya malah menemukan dugaan penyelewengan yang lain.
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Kaligentong berpotensi menimbulkan kerugian negara yang cukup besar. Uang negara yang digunakan untuk membangun BUMDes tak jelas juntrungnya.
Baca Juga: Upaya Kemendikbudristek Mengatasi Kesenjangan Pendidikan Melalui FELT 2024
Hal itu terlihat dari mangkraknya bangunan BUMDES Gentong Mas. "Uang desa yang masuk desa itu luar biasa. Penyertaan modalnya paling tinggi dibanding desa-desa lainnya. Tapi toh sekarang mangkrak," jelasnya.
Mangkraknya bangunan BUMDES itu menjadi indikasi menjadi potensi kerugian negara. "Uang yang masuk ke Bumdes, sekitar Rp 1 miliar. Potensi kerugiannya. Tapi pastinya berapa, setelah dihitung oleh lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu," tambahnya.
Uang Rp 1 miliar dari negara itu seharusnya bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Temuan di Desa Kaligentong ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Uang negara harus digunakan sebaik-baiknya untuk rakyat.
Tak ingin itu terjadi di 261 di Boyolali, pihaknya mulai merekrut "agen rahasia". Agen rahasia ini untuk mendeteksi dini potensi kecurangan tak terjadi di Desa.
Baca Juga: Nostalgia di Tiga Era, Tantowi Yahya Undang Sultan Secara Langsung di Konsernya