Memetri Tuk Babon, Ritual Warga Selo Memohon Keabadian Air.

Photo Author
- Jumat, 23 Agustus 2024 | 07:35 WIB
Ulu-ulu atau Juru Kunci Tuk Babon Kasno Semiaji Melaksanakan ritual Memetri Tuk Babon.    (Mulyawan)
Ulu-ulu atau Juru Kunci Tuk Babon Kasno Semiaji Melaksanakan ritual Memetri Tuk Babon. (Mulyawan)


Krjogja.com – Boyolali – Tradisi budaya warga masyarakat lereng Gunung Merapi Desa/Kecamatan Selo, Boyolali yang patut dilestarikan yaitu Ritual Memetri Tuk Babon.

Tuk Babon adalah sumber mata air yang terletak di lereng Merbabu yang diyakini oleh warga sekitar sebagai mata air abadi yang tidak pernah habis meski musim kemarau. Tuk Babon mampu mencukupi kebutuhan air untuk masyarakat khususnya Desa Selo, Samiran, Lencoh dan Suroteleng.

Ritual Memetri ini merupakan agenda tahunan yang selalu dilakukan oleh warga Desa Selo untuk memohon berkah dari sumber mata air Tuk Babon pada tanggal 14 bulan Sapar Jawa. Ritual yang diawali dengan arak-arakan sesaji menyusuri jalan Desa Selo dibawa ke Tuk Babon yang berjarak tiga kilometer kemudian dipersembahkan kepada Yang Mbaurekso [Penunggu].

Baca Juga: Dinas Pertanian Grebeg Lumbung Mataraman Wujudkan Ketahanan Masyarakat Berbasis RT

Hal tersebut dijelaskan oleh Ulu-ulu (Juru Kunci) Tuk Babon Kasno Semiaji usai melaksanakan ritual. Semiaji mengatakan ritual ini bertujuan untuk memohon berkah dari Tuhan agar air dari Tuk Babon iki akan selalu abadi dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat hingga ke generasi selanjutnya.

“Tujuan satu, keabadian air tetap dicukupi oleh Allah Subhanahuwata’ala, beserta para-para punggawa nanti bisa melestarikan budaya yang satu kali jangan sampai ditinggalkan.” kata Kasno, Rabu (21/8/2024) kemarin.

Baca Juga: Road to Kongres ISEI XXII 2024 Bahas Program Strategis Pembangunan Ekonomi 2025-2029

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali, Supana mengatakan, Tuk Babon ini merupakan mata air terbesar di Kecamatan Selo. Pihaknya mengungkapkan, ritual ini harus terus dilestarikan karena merupakan salah satu kekayaan budaya yang ada di Kabupaten Boyolali.

“Bagi kami karena ini adalah sebuah prosesi nilai tradisi pasti akan kita pelihara, ini bagian dari kebudayaan, bagian dari prosesi masyarakat yang sama-sama harus kita lestarikan, yang harus kita abadikan, ini adalah sebuah cara masyarakat untuk mendekatkan diri pada Allah dengan melakukan kegiatan ritual di Tuk Babon ini.” katanya. (Mul)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Pemkab Klaten Siaga Antisipasi Bencana Saat Nataru

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:15 WIB

Gudang Oli di Tanjunganom Grogol Terbakar

Senin, 15 Desember 2025 | 21:50 WIB

Ratusan Pelari Ramaikan Run To Geopark Klaten

Senin, 15 Desember 2025 | 10:20 WIB

Petugas Gabungan Gelar Apel Jelang Libur Nataru.

Kamis, 11 Desember 2025 | 22:05 WIB

Bripka Eriqo Terima Penghargaan dari PBB

Rabu, 10 Desember 2025 | 13:35 WIB
X