Krjogja.com Sukoharjo Kekeringan di wilayah selatan Kabupaten Sukoharjo meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu belum berakhir. Cuaca panas masih terjadi dan warga terpaksa mengandalkan air bersih kiriman Pemkab Sukoharjo. Air bersih yang didapat tidak hanya untuk konsumsi orang saja, tapi juga hewan ternak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Kamis (24/10) mengatakan, kondisi cuaca saat ini masih sangat panas dan berdampak pada belum terpenuhinya kebutuhan air bersih warga secara mandiri dari sumur. Hal ini menandakan kekeringan belum berakhir meski kondisi sekarang diperkirakan sudah masuk peralihan musim kemarau ke penghujan.
"Memang perkiraannya sudah peralihan cuaca kemarau ke hujan. Tapi kekeringan belum berakhir dan masih dirasakan warga di wilayah selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu dimana kebutuhan air bersih mengandalkan kiriman bantuan Pemkab Sukoharjo dan donatur," ujarnya.
BPBD Sukoharjo sudah memantau kondisi wilayah selatan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu dimana sebelumnya sempat diguyur hujan. Meski begitu, kondisi wilayah masih tetap kering dan sumur warga belum terisi air.
Kondisi cuaca dalam beberapa hari terakhir dijelaskan Ariyanto justru sangat panas. Hal ini berdampak semakin sulit warga mendapat air bersih secara mandiri dari sumur.
"Kebutuhan air bersih warga terdampak kekeringan masih disuplai Pemkab Sukoharjo. Dikirim sesuai jadwal karena truk tangki yang ada harus bergantian melakukan pengiriman air bersih ke wilayah sasaran," lanjutnya.
Baca Juga: Monitoring Disnakertrans, PT SCI PHK 814 Orang
Air bersih yang dikirim Pemkab Sukoharjo dengan kondisi cuaca semakin panas tidak hanya untuk orang saja, melainkan juga hewan ternak. Beberapa warga yang memiliki hewan ternak terpaksa memberikan air bersih yang dimiliki bantuan Pemkab Sukoharjo untuk keberlangsungan hidup sapi dan kambing.
"Air bersih itu khususnya untuk konsumsi rumah tangga warga. Artinya penggunanya orang. Tapi ada beberapa warga membagikan air bersih yang didapat untuk dikonsumsi hewan ternak sapi dan kambing. Cuaca panas juga berdampak pada hewan ternak karena kondisi wilayah kering," lanjutnya.
Data BPBD Sukoharjo per 23 Oktober 2024 diketahui ada 1.568 kepala keluarga (KK) atau 6.152 jiwa terdampak kekeringan. Wilayah terdampak meliputi tiga kecamatan yakni Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Selain itu ada 11 desa, 21 dukuh, dua sekolah dasar (SD) dan satu pondok pesantren (ponpes).
Baca Juga: BCA Syariah dan Henan Sekuritas Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah
"Jumlah dropping air bersih per 23 Oktober 2024 ada 425 tangki atau 2.389.000 liter. Semuanya sudah terdistribusi ke wilayah terdampak kekeringan dan diterima warga," lanjutnya.
BPBD Sukoharjo memastikan warga di wilayah terdampak kekeringan sudah dibantu air bersih. Kebutuhan warga tersebut telah terpenuhi. Apabila masih ada kekurangan maka bantuan air bersih terus dikirim.