KRJogja.com - Boyolali - Puluhan ibu-ibu muda asal Desa Banyusri, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali gerudug Mapolres Boyolali melaporkan KM (12) atas dugaan asusila dan pencurian celana dalam milik ibu-ibu muda yg masih satu RT.
Pelaporan itu dibuat lantaran warga resah dengan kejadian pencurian celana dalam yang terjadi pada 2024. Pada laporan itu, warga juga membawa barang bukti (BB) berupa tiga kresek celana dalam dan bra.
Baca Juga: Peningkatan Produksi Kilang Minyak Dapat Tekan Impor BBM
Salah satu korban pencurian celana dalam yang melapor, YT,26, mengatakan bahwa dirinya resah dan mengalami trauma. dia mengaku pernah jadi korban asusila yang diduga dilakukan oleh KM.
"Pada malam hari, saat saya tidur ada yang meraba-raba. Dan saya refleks, saya kira itu anak saya. Lalu saya mendengar suara pintu itu kebuka, door, begitu dan saya keluar melihat bucah kecil, saya enggak tahu jelas itu siapa, dia itu keluar lewat pintu dapur," kata Yt, saat ditemui di Mapolres Boyolali, Kamis (9/1/2025).
Kejadian itu terjadi sekira November 2024 silam. Hingga akhirnya, para warga mulai membicarakannya dan mengamini hal yang sama, bahwa celana dalam mereka hilang.
Baca Juga: Terjerat UU Perbankan dan Penggelapan Dana Nasabah, Ketua Kospin PAS Dituntut 10 Tahun
"Celana dalam saya yang hilang kira-kira enam. Bukan hanya saya korbannya, tapi banyak ibu-ibu juga yang celana dalam hilang dan dilecekan pada saat tidur. KM juga mengakui sendiri pada saat ditanya bapak-bapak," kata dia.
Dalam pelaporan tersebut, didampingi kuasa Hukum, Ria Magdalena juga melaporkan ayah KM inisial (M) juga dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap KM.
"Kami membuat tiga laporan. Yang dilaporkan ayahnya (M) dan juga anaknya (KM). Ini yang Bapak Sutardi melaporkan ayahnya, yang pemukulan (Pada saat penganiayaan,Red). Sedangkan ibu-ibu ini melaporkan anaknya atas dugaan pencurian dan asusila, pencurian celana dalam," kata Ria.
Dia menjelaskan bahwa laporan itu dibuat karena banyak ibu-ibu menjadi korban. Mereka menjadi korban pencurian celana dalam, uang, ponsel hingga saat tidur digerayangi pelaku.
Kejadian ini terungkap saat KM mengakui kejadian itu. Bahkan pernah membuat pernyataan pada pertengahan 2024.
"Jadi anak ini kalau mau mengambil celana dalam, uang atau HP itu masuk dari pintu belakang atau dari jendela. Terus nanti kalau ada ibu-ibu atau anak-anak yang ada di situ pasti digerayangi. Korbannya gak hanya satu, banyak. Lebih dari 20 orang,"jelasnya.
Tak hanya itu, warga juga melaporkan ayah korban, M ke polisi. Alasannya, M diduga memulai pemukulan terhadap korban pada 18 November 2024, yang akhirnya memicu 14 warga lain ikut menganiaya korban dan akhirnya mereka ditetapkan menjadi tersangka.