KRjogja.com - SUKOHARJO - Curah hujan turun drastis sejak beberapa hari terakhir. Disisi lain suhu udara panas hampir setiap hari terjadi. Masyarakat diingatkan untuk bersiap menghadapi musim kemarau. Cuaca saat ini diperkirakan sudah masuk peralihan musim hujan ke kemarau.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Kamis (1/5/2025) mengatakan, kondisi cuaca di Sukoharjo sejak beberapa hari terakhir terasa sangat panas menyengat. Suhu udara tinggi terjadi sejak pagi hingga sore hari. Bahkan saat malam hari masyarakat mengeluhkan masih terasa gerah.
Disaat bersamaan curah hujan mengalami penurunan drastis. Mendung sesekali muncul namun tidak sampai turun hujan deras dan hanya gerimis saja. Kondisi cuaca sekarang diperkirakan sudah masuk peralihan musim hujan ke kemarau.
Baca Juga: Ribuan Buruh Turun ke Jalan, Longmarch dari Tugu hingga Nol Kilometer Suarakan Kegelisahan
Masyarakat diingatkan untuk bersiap menghadapi datangnya musim kemarau. Sebab cuaca panas berdampak pada lingkungan menjadi kering. Akibatnya rawan terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih. Selain itu juga berdampak peningkatan kerawanan terjadinya kasus kebakaran lahan.
"Curah hujan turun drastis sekitar satu Minggu lebih. Suhu udara naik sangat panas saat siang hari. Hal ini berdampak pada kondisi lingkungan cepat kering dan debit air sungai menurun," ujarnya.
BPBD Sukoharjo terus melakukan koordinasi melibatkan BMKG terkait perkembangan kondisi cuaca. Saat ini diketahui masih musim hujan. Namun demikian curah hujan terus mengalami penurunan.
Penurunan curah hujan sejak beberapa hari terakhir berdampak pada turunnya debit air Sungai Bengawan Solo dan sungai lainnya. Selain itu, suhu udara mengalami kenaikan cukup panas.
BPBD Sukoharjo berdasarkan informasi perkembangan cuaca dari BMKG tersebut langsung ditindaklanjuti di lapangan. Salah satunya dengan menerjunkan petugas memantau wilayah dengan sasaran di Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu.
Ketiga kecamatan tersebut dipantau serius karena merupakan wilayah rawan kekeringan. Saat musim kemarau datang banyak warga disana kekurangan air bersih.
Baca Juga: Prabowo Hadir di Monas Rayakan Hari Buruh Internasional
"Masih dalam tahap pemantauan antisipasi musim kemarau berdampak pada kekeringan. Kami juga melibatkan pemerintah desa dan kecamatan," lanjutnya.
Hasil pemantauan sementara saat ini diketahui sumber air warga seperti sumur masih memiliki stok aman. Artinya kebutuhan air bersih warga masih dapat dipenuhi dari sumur. Kondisi tersebut terjadi karena sumur mendapat suplai dari hujan.
Data BPD Sukoharjo diketahui total ada 17 desa rawan kekeringan di Kabupaten Sukoharjo tersebar di tiga kecamatan yakni Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Data BPBD Sukoharjo diketahui wilayah rawan kekeringan tinggi di Kecamatan Weru meliputi Desa Karangtengah, Desa Karangwuni, Desa Krajan, Desa Jatingarang, Desa Karanganyar, Desa Alasombo, Desa Karangmojo, Desa Weru, Desa Karakan, Desa Tegalsari, Desa Tawang dan Desa Ngreco. Wilayah Kecamatan Bulu kerawanan kekeringan tinggi di Desa Kamal, Desa Kunden, Desa Puron. Sedangkan di Kecamatan Tawangsari wilayah rawan kekeringan tinggi di Desa Watubonang dan Desa Pundungrejo.