KRjogja.com - SUKOHARJO - Dua sekolah dasar negeri (SDN) mengalami kerusakan parah dampak cuaca ekstrem hujan deras dan angin kencang. Keduanya yakni SDN Ngemplak 02 Kartasura dan SDN 01 Pundungrejo, Tawangsari. Meski rusak aktivitas belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut masih bisa berjalan. Pengawasan ketat dilakukan demi menjaga keselamatan siswa dan guru.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo Havid Danang PW, Rabu (29/10/2025) mengatakan, cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang terjadi pada Selasa (28/10/2025) kemarin. Akibatnya dua SDN mengalami kerusakan parah. Disdikbud Sukoharjo dibantu petugas terkait telah selesai melakukan pembersihan terhadap kondisi bangunan yang rusak pada Rabu (29/10/2025).
Pada saat kejadian kondisi di dua sekolah dalam keadaan kosong setelah aktivitas KBM selesai. Hujan deras dan angin kencang menerjang kedua sekolah pada Selasa (28/10/2025) sore hari.
Baca Juga: Dua Pengedar 11.036 Butir Obat Terlarang Diamankan
Tidak ada laporan korban jiwa dan luka dalam kejadian tersebut. Kedua sekolah setelah ini tetap melaksanakan KBM seperti biasa dengan pengawasan penuh demi keselamatan guru dan murid.
Data Disdikbud Sukoharjo diketahui dampak cuaca ekstrem hujan deras dan angin kencang merusak bangunan SDN Ngemplak 02 Kartasura. Bangunan perpustakaan atap terasnya roboh dan berpotensi merembet ke atap utama dan bangunan ruang kelas di sebelahnya karena satu rangkaian bangunan. Hal tersebut dikarenakan usia bangunan yang sudah tua atau atap sudah lapuk.
Solusi jangka pendek pembersihan lokasi dari puing-puing reruntuhan atap agar tidak membahayakan murid. Estimasi kebutuhan anggaran untuk perbaikan sekitar Rp 195 juta untuk rehab atap ruang perpustakaan dan ruang kelas dalam satu rangkaian bangunan.
Kerusakan juga terjadi di SDN Pundungrejo 01 Tawangsari. Ruang perpustakaan ambrol akibat atapnya sudah lapuk dan hampir semua ruang di SDN tersebut atapnya lapuk. Pada tahun anggaran 2025 perubahan ini sekolah sudah mendapatkan bantuan rehab ruang kelas atap sebesar Rp 195 Juta. Estimasi kebutuhan biaya untuk renovasi kerusakan bangunan sekarang sekitar Rp 100 juta.
Baca Juga: Ditemukan Limbah Dapur MBG Dibuang ke Sungai
"Selain diajukan ke APBD, kami juga berupaya mengusulkan ke APBN untuk revitalisasi kerusakan bangunan kedua sekolah terdampak bencana alam. Kondisi cuaca ekstrem seperti sekarang kami juga memantau sekolah lainnya," ujarnya.
Untuk menghindari hal tidak diinginkan pihak sekolah diminta membatasi atau menutup sementara akses di bangunan yang rusak. Pengawasan juga dilakukan pihak sekolah terhadap aktivitas murid selama kegiatan belajar mengajar.
"Disdikbud Sukoharjo mengimbau kepada sekolah lainnya tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem. Bencana alam bisa datang tanpa diketahui kapan terjadi. Curah hujan tinggi dan angin kencang hampir setiap hari," lanjutnya.
Kewaspadaan juga dilakukan terhadap sekolah di wilayah rawan bencana alam seperti banjir. Sekolah yang berada disekitar aliran sungai diminta melakukan kewaspadaan penuh. Sebab sudah ada peringatan dini dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait kondisi debit air sungai yang terus mengalami kenaikan setiap hari pasca hujan.