DLH Sukoharjo melihat desa yang sudah memiliki TPS3R berada di wilayah dengan karakteristik padat penduduk dan volume sampah buangan besar. "Apabila bisa dimaksimalkan dikelola dari sumbernya maka pengaruhnya sangat besar dalam pengurangan sampah buangan di TPA Mojorejo Bendosari," lanjutnya.
Volume sampah buangan di TPA Mojorejo Bendosari sekarang 200 ton per hari. Angka tersebut bisa meningkat lebih tinggi pada momen atau hari tertentu karena adanya peningkatan aktivitas masyarakat yang berdampak pada penambahan sampah buangan.
Volume sampah buangan sebesar 200 ton per hari tidak sebanding dengan luasan lahan TPA Mojorejo Bendosari hanya 4,8 hektar. Padahal idealnya lahan TPA diatas 5,5 hektar lebih.
"Permasalahannya tidak sekedar berapa luas lahan saja, kalaupun diperluas nanti tetap saja kurang karena sistem pengelolaan sampah dari sumbernya selalu bergantung dibuang ke TPA. Penekanannya yakni pengurangan dan pengelolaan sampah dari bawah," lanjutnya.
Hasil pemantauan DLH Sukoharjo lainnya diketahui beberapa desa yang mempunyai TPS3R memiliki volume sampah buangan dan sistem pengelolaan berbeda. Sampah yang dihasilkan masyarakat nantinya tidak hanya dibuang ke TPA dan diangkut ke TPA Mojorejo Bendosari, namun akan dikelola seperti daur ulang maupun pemanfaatan lain seperti pembuatan pupuk kompos dan organik.
"Bisa juga melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan TPS3R. Artinya sampah itu dikelola seperti apa dengan maksud pengurangan volume agar lebih memiliki nilai tambah. Seperti daur ulang sampah untuk dijual maupun pupuk kompos yang dihasilkan dapat juga dijual," lanjutnya. (Mam)