SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Pemkab Sukoharjo meminta kepada pemerintah desa dan kelurahan hingga RT dan RW melakukan pendataan dan pengawasan keliling di lingkungannya masing-masing dengan sasaran anak berkebutuhan khusus (ABK) atau disabilitas serta anak berstatus stunting. Gerak cepat dilakukan agar ABK atau disabilitas bisa mendapatkan hak dan kesetaraan seperti anak lainnya dengan dimasukan ke sanggar inklusi yang sudah tersedia disetiap kecamatan. Sedangkan khusus anak stunting dilakukan penanganan cepat untuk pemulihan kesehatan dengan pemenuhan gizi.
Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Minggu (7/8/2022) mengatakan, Pemkab Sukoharjo tidak ingin ada ABK atau disabilitas dan anak stunting terlantar atau kurang mendapat penanganan. Pemkab Sukoharjo dengan melibatkan pihak terkait sudah gerak cepat melakukan penanganan.
"ABK atau disabilitas silahkan dibawa ke sanggar inklusi yang sudah ada disemua kecamatan. Bahkan gedung sanggar inklusi hampir semua ada di kecamatan. Para orang tua jangan malu karena nanti ada penanganan. Saya minta juga kepada pemerintah desa dan kelurahan serta pengurus RT, RW dan PKK aktif memantu di lingkungannya masing-masing," ujarnya.
Pemkab Sukoharjo menjamin penanganan ABK di sanggar inklusi akan ditangani dengan baik. Seperti pendidikan, kesehatan dan pemenuhan gizi. Pemkab Sukoharjo sendiri sejak beberapa tahun terakhir secara bertahap menyediakan gedung sanggar inklusi untuk memberikan penanganan terhadap ABK disemua kecamatan.
"Anak-anak berstatus stunting juga harus dipantau dan didata di lingkungan. Nanti akan dilakukan penanganan dengan melibatkan dinas terkait. Kami minta masyarakat aktif jangan sampai ada anak yang terlewatkan tidak ditangani," lanjutnya.
Keberadaan sanggar inklusi dianggap sangat penting bagi Pemkab Sukoharjo. Sebab sanggar inklusi dapat menjangkau dan memberikan penanganan disemua kecamatan. Karena itu dibutuhkan kerjasama dengan melibatkan pemerintah desa dan kelurahan untuk aktif mengawasi dan melaporkan kondisi ABK dan anak stunting di lingkungannya masing-masing.
Keaktifan tersebut, ditegaskan Etik Suryani dapat membantu tugas Pemkab Sukoharjo dalam penanganan semua ABK dan anak stunting. Sebab masih ada anggapan di masyarakat ABK membuat malu keluarga.
"Para orang tua yang memiliki ABK atau disabilitas dan anak stunting jangan disimpan di rumah. Jangan dibiarkan di rumah saja ditempatkan di ruang paling belakang. Mari diajak keluar dan biarkan berkembang di sanggar inklusi. Biarkan anak-anak ini belajar dan bermain serta mendapatkan pemenuhan gizi dan ilmu pengetahuan," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo akan terus mengembangkan keberadaan sanggar inklusi dan termasuk gedungnya disemua kecamatan. Sebab keberadaan sanggar inklusi disemua kecamatan menjadi program unggulan dan kebanggaan Pemkab Sukoharjo.
"Pemkab Sukoharjo memberikan perhatian penuh pada ABK, disabilitas dan anak stunting dengan memberikan pendampingan," lanjutnya.
Ketua Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo Edy Supriyanto, mengatakan, langkah Pemkab Sukoharjo menyediakan sanggar inklusi disemua kecamatan sangat luar biasa. Gerakan tersebut membuat Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo memberikan apresiasi yang tinggi. ABK tidak hanya diperhatikan dari satu sisi saja seperti bidang pendidikan dengan sebelumnya tersedia Sekolah Luar Biasa (SLB), namun juga dukungan dan perhatian dari pemerintah memberikan semangat tinggi bagi orang tua dan disabilitas.
"Pemkab Sukoharjo sangat peduli dan Bupati Sukoharjo Etik Suryani bersama Wakil Bupati Agus Santosa turun langsung memimpin dan menemui disabilitas dan ABK keliling sanggar inklusi. Kami sangat mengapresiasi dan ini bentuk dukungan luar biasa bagi kami dari pemerintah daerah," ujarnya.
Paguyuban Difabel Sehati Sukoharjo lega dengan kehadiran Pemkab Sukoharjo ditengah tingginya kebutuhan perhatian pada ABK. Sebab mereka sangat butuh diperhatikan karena tidak bisa memenuhi kebutuhan sediri dan perlu mendapat dukungan dari orang lain.
"Tempat berupa sanggar inklusi, tenaga pengajar, pelayanan terapis bagi disabilitas hingga tambahan makanan bergizi semua sudah disediakan ibu Bupati dan bapak Wakil Bupati. ABK ini jadi lebih semangat lagi belajar," lanjutnya.