SUKOHARJO, KRJOGJA.com - Pengguna elpiji 3 kilogram di Sukoharjo resah setelah muncul kabar pencabutan subsidi dan berdampak pada kenaikan harga pasaran dari sebelumnya dikisaran Rp 19 ribu - Rp 20 ribu menjadi Rp 35 ribu. Para Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan masyarakat miskin meminta pada pemerintah agar kebijakan tersebut dikaji ulang atau dibatalkan. Sebab dampak besar akan dirasakan dengan semakin berat beban biaya.
Salah satu pelaku UMKM asal Kecamatan Kartasura Sri Widodo, Minggu (26/1/2020) mengatakan, kaget sekaligus resah dengan kabar yang diketahui dari media massa mengenai kebijakan baru pemerintah pusat terkait pencabutan subsidi elpiji 3 kilogram. Program tersebut dianggap memberatkan pelaku UMKM dan masyarakat miskin pengguna gas bersubsidi tersebut. Sebab sudah sangat lama keberadaan elpiji 3 kilogram membantu kalangan bawah.Â
Elpiji 3 kilogram masih sangat diharapkan keberadaanya bagi pelaku UMKM dan masyarakat miskin. Sebab gas tersebut mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat. Apabila dicabut maka akan terjadi kenaikan harga dan memberatkan.
Pelaku UMKM di Sukoharjo akan mengeluarkan biaya ekstra untuk produksi setelah subsidi gas 3 kilogram dihapus. Kebutuhan tersebut harus ditanggung sendiri setelah pemerintah pusat tidak lagi membantuk memberikan subsidi.
"Saya sendiri sebagai pelaku UMKM resah meski itu baru kabar dari media. Sebab rencana kebijakan pemerintah pusat sangat memberatkan karena mencabut subsidi elpiji 3 kilogram," ujarnya.
Sri Widodo mengatakan, informasi yang diketahui dari media bahwa dampak rencana pencabutan subsidi elpiji 3 kilogram maka akan menyebabkan harga jual naik. Apabila sebelumnya gas dijual dengan harga Rp 19 ribu - Rp 20 ribu maka naik menjadi Rp 35 ribu.Â
"Harga itu memang baru sebatas rencana namun kami minta untuk dibatalkan saja. Pelaku UMKM masih sangat mengharapkan bantuan pemerintah pusat memberikan subsidi elpiji 3 kilogram," lanjutnya.
Pelaku UMKM Sukoharjo Endang mengatakan, pelaku UMKM tidak hanya dibebankan kenaikan harga elpiji 3 kilogram saja, namun juga dituntut kerja keras menaikan produksi dan penjualan. Sebab mau tidak mau setelah subsidi gas dihapus maka pelaku UMKM harus menanggung beban sendiri. Karena itu butuh tambahan pendapatan ekstra untuk menutup besarnya pengeluaran.