Krjogja.com Sukoharjo PT Yakult Indonesia Persada sumbangkan 143 tempat sampah kepada 15-20 bank sampah yang dibina Bank Sampah Induk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mulur, Sukoharjo, Jawa Tengah pada Selasa, 6 Agustus 2024. Pemberian tempat sampah ini ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada warga Desa Mulur yang dapat aktif melakukan pemilahan sampah.
Dalam sambutannya, Presiden Direktur Yakult Indonesia Hiroshi Kawaguchi mengungkapkan keinginan perusahaan untuk turut aktif berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan bumi. Salah satunya dengan menyediakan tempat sampah guna memudahkan masyarakat Desa Mulur melakukan pemilahan serta pengolahan sampah.
“Dengan tempat sampah ini, diharapkan di warga dapat memilah sampahnya. Menurut saya, memilah sampah adalah langkah pertama dalam menangani masalah sampah di Indonesia. Karena sampah yang sudah dipilah, akan lebih mudah untuk dikumpulkan dan efektif saat daur ulang,” jelasnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Ingatkan Diversifikasi Pangan Menuju Indonesia Emas 2045
Kegiatan ini dihadiri juga oleh Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vinda Damayanti Ansjar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kab. Sukoharjo Agus Suprapto, dan tamu undangan lainnya.
Komitmen Yakult Indonesia terhadap pengelolaan sampah di Indonesia juga tercermin melalui upaya perusahaan dalam mengimplementasikan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen. Sejak tahun 2021 Yakult Indonesia sudah melakukan penarikan sampah plastik produk seperti kemasan plastik, botol, dan tutup botol secara bertahap di sejumlah daerah di Indonesia.
Saat ini, kegiatan penarikan sampah kemasan Yakult dari pelanggan dilakukan langsung oleh tim internal Yakult. Namun ke depannya, Yakult memiliki rencana untuk memperluas kerja sama dengan pihak eksternal agar dapat mencapai target penarikan sampah kemasan sebesar 30% dari angka penjualan di tahun 2029.
Baca Juga: Dokumen Rekomendasi PKB, Tambahan Daya Paslon Tiwi-Hendra
“Untuk mengurangi jumlah sampah sebanyak mungkin, Yakult Indonesia mengumpulkan sampah yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan seperti botol Yakult yang sudah kosong. Sampah akan didaur ulang dan digunakan untuk banyak hal. Motivasi kami adalah menjadikan kota yang kita tinggali menjadi bersih dan bebas sampah,” kata Kawaguchi.
Sementara itu, Manajer Operasional Bank Sampah Induk BUMDes Mulur Arnisya Frisiliani, menghaturkan terima kasihnya atas pemberian tempat sampah yang menjadi bagian penting dalam proses pengelolaan sampah di Desa Mulur.
“Kami sebagai bank sampah induk mengucapkan terima kasih atas dukungannya yang luar biasa dalam men-support kegiatan para pegiat lingkungan seperti kami. Harapannya bantuan ini bisa memotivasi bank sampah unit lainnya untuk tetap giat dalam menjaga kelestarian lingkungan di Desa Mulur,” ucapnya.
Baca Juga: Kebenaran di Balik Mitos Jalan Kaki 10.000 Langkah, Idealnya Berapa Langkah?
Badan usaha yang didirikan pada 2020 tersebut tak hanya melakukan pengumpulan sampah, namun juga pemilahan sampai ke daur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Menurut Ibu Arnisya, setiap harinya terdapat 1 ton sampah organik dan anorganik yang dikelola seluruh bank sampah di Desa Mulur.
Dari pengelolaan tersebut, sampah digubah menjadi barang seperti bingkisan, pupuk organik, dan parfum. Sementara sampah plastik termasuk sampah botol Yakult dikelola menjadi bros, tempat pensil, hanger pakaian, nampan, hingga kursi.