Baca Juga: Selamat Jalan Prof Jawahir Thontowi
Margono mengatakan, ada peningkatan kasus kebakaran di musim kemarau ini. Kebakaran terjadi baik di pabrik sampai pekarangan atau kebun. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus kebakaran mengingat kondisi kering akibat cuaca panas.
"Data pasti tidak hafal tapi terhitung sejak Januari 2024 hingga sekarang lebih dari seratus kejadian kebakaran. Sebab data awal lalu terhitung Januari hingga awal Juli 2024 sekitar 80 lebih atau nyaris 90 kejadian kebakaran. Sedangkan Agustus kemarin ada sekitar 60 kejadian kebakaran," lanjutnya.
Damkar Sukoharjo melihat angka kejadian kebakaran tersebut cukup besar dalam rentang waktu tujuh bulan berjalan sekarang. Kebakaran tersebut terjadi baik di bangunan rumah tinggal, tempat usaha hingga lahan kosong.
"Kami terus berusaha menekan kejadian kebakaran dengan menekankan kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan kebakaran dimulai dari diri sendiri dengan tidak membakar sampah sembarangan," lanjutnya.
Baca Juga: Wyndham Garden Yogyakarta Jadi Pilihan Utama dengan Fasilitas yang Lengkap
Margono menjelaskan, data kejadian kebakaran pada tahun 2024 ini diharapkan bisa turun. Sebab pada tahun 2023 lalu mengalami lonjakan siginifikan hingga 300 persen dibanding kejadian kebakaran tahun 2022. Penyebabnya karena dampak cuaca panas ekstrem dan angin kencang dampak dari fenomena alam El Nino.
Selama tahun 2023 tercatat ada 437 kejadian kebakaran di Kabupaten Sukoharjo. Angka tersebut mengalami lonjakan signifikan dibanding kejadian kebakaran di tahun 2022 hanya ada 99 kejadian.
Lonjakan kejadian kebakaran tahun 2023 dibanding tahun 2022 tersebut mengalami peningkatan sekitar 300 persen. Kebakaran terjadi di tempat usaha, rumah tinggal, lahan kosong, perkebunan, dan hutan. (Mam)