Kapolres menjelaskan, panen jagung ini dilakukan untuk jenis jagung bibit atau benih. Petani menanam jagung jenis ini setelah menjalin kerjasama dengan pihak pabrik di Jawa Timur.
"Jagung hasil panen dibawa ke Jawa Timur untuk dioleh menjadi bibit atau benih jagung yang nantinya ditanam lagi sebagai jagung konsumsi," lanjutnya.
Dalam proses panen jagung, Kapolres mengatakan hasil yang didapat sangat melimpah. Hasil panen dapat menjadikan Kabupaten Sukoharjo swasembada pangan.
"Dibeberapa wilayah petani sudah rutin menanam jagung dan terus kami dorong sebagai upaya ketahanan pangan," lanjutnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan, petani panen jagung dengan angka kisaran lahan seluas satu hektar mendapat lima ton. Jagung hasil panen dijual dengan perhitungan berserta dengan bonggol atau tongkol jagung.
"Jadi yang dijual petani ke pabrik di Jawa Timur itu biji jagung beserta bonggol atau tongkol jagung. Itulah keuntungan petani karena setelah panen langsung ditimbang semua," ujarnya.
Bagas menjelaskan, harga jual jagung hasil panen petani mendapat perlindungan dari pemerintah. Sebab pusat sudah memberikan patokan harga sekitar Rp 5.000-Rp 5.500 per kilogram.
"Jagung menjadi bagian penting bahan pangan selain beras yang diandalkan di Kabupaten Sukoharjo. Hasil panen jagung petani melimpah," lanjutnya. (Mam)