Krjogja.com - KULONPROGO - Di Kabupaten Kulonprogo selama tahun 2023 ini enam orang meninggal karena penyakit Leptospirosis (penyakit bakteri yang menyebar melalui air seni hewan yang terinfeksi). Tahun ini penyakit tersebut meningkat dan banyaknya yang meninggal, maka masyarakat perlu mewaspadainya.
"Kalau ada kematian itu harus waspada. Kemarin saya hitung ada sekitar 20 persen kematiannya. Itu tinggi. Data selama 2023 jumlah penderita 30 orang dan meninggal 6 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo dr Sri Budi Utami MKes, Rabu (05/04/2023).
Sri Budi menjelas dari jumlah kasus penyakit leptospirosis tersebut berdasarkan pekerjaan terbanyak adalah petani, disusul srabutan (pencari rongsok, buruh tani), ibu rumah tangga (IRT), pensiunan, dan lainnya. "Kalau kita melihat lebih mengarah kepada petani. Tetapi tampaknya juga menyebar, tidak hanya ke petani saja. Sehingga dalam kondisi seperti ini nanti kita sampaikan kepada seluruh masyarakat, khususnya petani, agar lebih berhati-hati. Mereka sering terjun ke air, kalau pas hujan seperti ini air berhubungan dengan kotoran. Salah satunya, air kencing tikus dan lain-lain, ini menjadi salah satu sumber penyakit Leptospirosis," ucapnya.
[crosslink_1]
Petani, lanjut Sri Budi, harus mewaspadai kulitnya, adakah luka kulit pada tangan atau kaki. Masuknya kuman leptospirosis dari luka di tangan atau kaki. Untuk yang memiliki luka di kaki dianjurkan mengenakan sepatu boot. "Kami akan koordinasikan dengan teman-teman dari Dinas Pertanian untuk mengkondisikan petani untuk mencegah penyakit ini. Pasti teman-teman Dinas Pertanian mempunyai langkah-langkah untuk pencegahan," tuturnya.
Sri Budi juga mengingatkan bahwa dalam leptospirosis ini yang paling penting menjaga kebersihan, misalnya dari kandang, dari sawah, dan tempat-tempat lain cuci tangan. Bagi yang memiliki luka di kaki atau tangan menghindari dulu berada di genangan air. "Diantara gejala leptospirosis yaitu demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot," tambahnya. (Wid)
