Krjogja.com - KULONPROGO - Komunitas Tentara Pelajar Oude Fiets (TPOF) menggelar gowes bareng bertemakan 'Ngontel Nyawiji'. Sebelum sepeda tua mereka kayuh, ratusan sepeda unta atau pit kebo milik para pehobi di parkir berjejer di sepanjang selokan Beji, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Pemandangan unik tersebut menarik perhatian masyarakat, apalagi dengan dipamerkannya sejumlah sepeda langka jenis penny farthing. Penny farthing pernah booming di Eropa tahun 1860-1880-an. Cirinya roda depan sangat besar dan tinggi sementara roda belakangnya kecil. Saking langkanya di Indonesia tercatat hanya ada sekitar 75 sepeda tergabung Komunitas Penny Farthing Indonesia. "Ya memang langka, di DIY hanya ada empat unit penny farthing dan hari ini hanya ada dua sepeda dari komunitas penny farthing Indonesia yang ikut. Kami mencintai sepeda tua tidak sekadar hobi tapi juga menjadi klangenan," kata Ketua Harian Komunitas Penny Farthing Indonesia, Aji Sunyoto, di sela acara.
Harga sepeda penny farthing mahal. Untuk mendapatkan sepeda tersebut, Aji harus merogoh kocek Rp 27 juta. Harga yang cukup fantastis bagi sebuah sepeda untuk dikayuh. "Saya bisa dapat sepeda penny farthing, custom dari karya lokal anak bangsa," ungkapnya.
Komunitas sepeda langka lain yang berpartisipasi adalah Komunitas Ini Karyaku atau disebut INKU. Ada perbedaan mencolok sepeda yang dari INKU karena berbahan kayu. Menurut Ketua TPOF 2023, Maruta, gowes bareng sebagai bagian Peringatan HUT ke-3 TPOF. Peserta tidak hanya sebatas dari DIY tapi datang juga dari Kebumen, Purworejo dan Magelang Jawa Tengah. "Melalui 'Ngontel Nyawiji', kami bisa menyatukan seluruh anggota yang tergabung dalam Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI).
Peserta gowes bareng mengayuh sepeda tua mereka sejauh lima kilometer menyusuri wilayah Kapanewon Wates dan Pengasih. TPOF merupakan komunitas sepeda unta, berdiri 17 Juli 2020 saat ini anggotanya 70 orang. Nama Tentara Pelajar terinspirasi sejarah perjuangan Tentara Pelajar menghadang agresi militer Belanda di Kulonprogo. "Sepeda tua sebagai moda transportasi saat ini semakin tergerus zaman sehingga perlu dibangkitkan kembali," katanya.
Staf Ahli Bupati Kulonprogo Bidang Kesra dan SDM, Bambang Sutrisno mengapresiasi gowes bareng yang digelar TPOF. "Kegiatan ini berdampak positif bagi masyarakat. Ke depan saya berharap ada komitmen kuat, terbangun kekompakan dan kolaborasi dengan masyarakat setempat. Gowes bareng media promosi wilayah Beji sebagai tempat wisata menarik bagi pengunjung dan berdampak bagi peningkatan ekonomi masyarakat," jelasnya.
"Lokasinya bagus, ada taman dan Selokan Beji yang bisa jadi eduwisata. Selokannya juga bisa dijadikan untuk olahraga sepeda air sehingga bisa menarik wisatawan," ujar Bambang Sutrisno. (Asrul Sani)