Krjogja.com - KULONPROGO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulonprogo melalui Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) setempat berencana mengajak perguruan tinggi untuk melakukan penelitian penyebab munculnya sink hole atau lubang besar di lahan milik Karyo Dimedjo, Pedukuhan Popohan, Kalurahan Banjararum, Kapanewon Kalibawang, Kulonprogo.
Hingga saat ini kemunculan sink hole dianggap masih misterius sehingga dipandang perlu mengambil langkah-langkah konkrit. "Kami ke lokasi untuk meyakinkan lubang yang terjadi. Hasilnya akan kami laporke ke pimpinan untuk ditindaklanjuti penandatanganan MoU dengan perguruan tinggi untuk penelitian. Sehingga nanti ada solusi rekomendasi mengenai tindak lanjutnya," kata Kepala Pelaksana BPBD setempat Joko Satyo Agus Nahrowi, usai pengecekan sink hole, Senin (24/7/2023).
[crosslink_1]
BPBD ungkapnya sedang mengupayakan agar segera dilakukan penelitian terhadap sink hole. Tentang biaya penelitian akan diupayakan menggunakan dari APBD Perubahan 2023. "Hasil pengecekan langsung kami laporkan ke Sekda, Pak Triyono untuk bisa ditindaklanjuti. Mungkin bisa dibiayai APBD perubahan tahun ini, jadi sesegera mungkin," jelasnya.
Diungkapkan, ada sejumlah kemungkinan pemicu terjadinya sink hole di Popohan. Di antaranya berkerkaitan aktivitas tambang galian hingga keberadaan sungai bawah tanah di sekitar lokasi tersebut. "Kalau pertambangan informasi yang kami terima di daerah atas, di daerah Brajan. Sementara lokasi sink hole berada di bawah. Jadi kemungkinan itu juga berdampak," tutur Joko.
Lebih lanjut Joko mengatakan, kalau dilitar pada mulut lubang bukan bekas penambangan, karena kalau penambangan biasanya rapi. "Mungkin dulu di bawah ini ada aliran sungai atau rongga bawah tanah dan ini jadi sambungannya. Mungkin semacam saluran lah," katanya.
Pihaknya juga menerima informasi di lokasi tersebut terdapat gua bawah tanah yang diduga memicu terjadinya sink hole. Tapi informasi itu belum bisa diverifikasi karena perlu penelitian lebih lanjut. "Kemungkinan bisa terjadi ada gua bawah tanah karena apalagi daerah perbukitan seperti ini kemungkinan sekali ada sungai bawah tanah dan ada gua-gua, jadi mungkin salah satunya," ucapnya.
Joko belum bisa memastikan kedalaman lubang besar tersebut, karena belum ada pengukuran yang akurat. Pihaknya memastikan kedalaman lubang tersebut cukup dalam. "Kami belum tahu kedalaman lubangnya, hanya saja warga pernah melempar bambu sebanyak dua kali ke dalam lubang dan hilang, sehingga belum terdeteksi kedalamnya," jelasnya menambahkan pihaknya tidak mau ambil risiko menerjunkan personil guna mengukur kedalaman lubang cara manual.
"Terlalu riskan, nanti kita serahkan ke ahlinya saja. Bisa pakai alat khusus disertai kamera dimasukkan ke dalam lubang, dengan demikian tidak ada risiko keselamatan petugas," tegasnya. (Rul)