Krjogja.com - KULONPROGO - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode 101 Unit XIX.B.3 mengadakan pengajian Isra Miraj yang berlangsung pada Sabtu (18/2/2023) di Masjid Nur Huda Padukuhan Jeringan, Kebonharjo, Samigaluh. Pengajian tersebut merupakan upaya mahasiswa KKN bersama warga Padukuhan Jeringan dalam rangka memeriahkan hari besar Islam yaitu Isra Miraj.
“Kami melaksanakan kegiatan ini sebagai upaya untuk memeriahkan hari besar Islam yang sudah tidak dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir di Padukuhan Jeringan. Selain itu, pengajian dimaksudkan untuk menggugah semangat dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat salat berjamaah dan lebih memakmurkan masjid,” ungkap Ketua Tim KKN, Ikbal Maulana saat menjelaskan hal yang menjadi latar belakang penyelenggaraan pengajian Isra Mikraj di Padukuhan Jeringan.
[crosslink_1]
Adapun materi kegiatan pengajian Isra Mikraj disampaikan oleh Kyai Mardhani dan do’a bersama sebelum pengajian dipimpin oleh Kyai Masyhuri yang merupakan tokoh agama di Kapanewon Samigaluh. Di dalam pelaksanaan pengajian Perangkat Desa, Kepala Dukuh, Ketua RW, Ketua RT, toktoh masyarakat, dan warga setempat merespon positif kegiatan pengajian. Kurang lebih 150 warga Dusun Jeringan ikut memeriahkan kegiatan Isra Mikraj yang diselenggarakan oleh Unit KKN 101 XIX B3 Universitas Ahmad Dahlan. Seluruh komponen masyarakat turut membantu dan memberikan dukungan penuh untuk menyukseskan acara peringatan Isra Miraj.
“Kegiatan pengajian ini memang sudah lama tidak dilaksanakan semenjak pandemi covid-19. Adanya kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, meskipun pengajian ini sebenarnya hanya di gelar untuk masyarakat Padukuhan Jeringan saja tetapi antusiasme masyarakat cukup tinggi bahkan ada masyarakat luar Padukuhan Jeringan yang juga turut hadir dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh temen-temen KKN dari Universitas Ahmad Dahlan,” ujar Kepala Dukuh Jeringan, Pak Sumarno.
Pada saat pelaksanaan kegiatan pengajian, Kyai Mardhani sebagai pemateri menekankan pentingnya salat lima waktu dan berjamaah di masjid. Beliau menjelaskan mengenai pentingnya salat sebagai tiang agama dan amalan saleh yang dihisab pertama kali. Beliau mengibaratkan salat sebagai kepala pada organ tubuh manusia yang berperan besar dalam keutuhan fisik.
“Melakukan amal kebaikan tetapi tidak salat itu bagaikan manusia tanpa kepala,” terang Kyai Mardhani dalam pemaparan materi pengajian. Pada penghujung acara, ditutup dengan do’a bersama yang dipimpin langsung oleh pemateri.(*)