Kundha Kabudayan Kulonprogo Siap Menggelar FKY

Photo Author
- Kamis, 15 September 2022 | 00:32 WIB
Kundha Kabudayan Kulonprogo Siap Menggelar FKY
Kundha Kabudayan Kulonprogo Siap Menggelar FKY

Krjogja.com - KULONPROGO - Kundha Kabudayan atau Dinas Kebudayaan Kulonprogo siap menggelar agenda rutin tahunan Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) selama tiga hari, Jumat-Minggu (16-19/09/2022) terpusat di Kompleks Taman Budaya Kulonprogo (TBK) Kapanewon Pengasih. Untuk FKY tahun ini mengangkat tema besar tentang air dan tanah.


"Sebagai sebuah payung, tema besar tersebut tentu saja dapat dieksplorasi dengan berbagai cara pemaknaan dan pendalaman melalui berbagai praktik kebudayaan yang akan disajikan selama pelaksanaan kegiatan. Kami menyesuaikan tema pengelolaan air dan tanah yang sudah dibuka Gubernur DIY pada FKY di Teras 1 Malioboro," kata Kepala Kundha Kabudayan setempat, Dra Niken Probo Laras, Rabu (14/09/2022).


Menurut Niken, awalnya FKY Kulonprogo akan dipusatkan di Alun-alun Wates tapi karena kondisinya masih masa transisi Covid-19 akhirnya dialihkan ke TBK dan diharapkan bisa berjalan lebih maksimal karena lebih mudah dalam pengaturan teknis di lapangan. "FKY merupakan agenda rutin tahunan, dua tahun pandemi FKY tetap dilaksanakan, tapi terbatas," ujarnya.


Sementara itu Sekretaris Kundha Kabudayan Kulonprogo, Nasip menjelaskan, FKY akan mendapat perhatian masyarakat luas, warga bisa hadir di TBK menyaksikan kebudayaan dan kesenian khususnya khas Kulonprogo mungkin sudah lama jarang ditampilkan. "Kegiatan yang akan dilaksanakan di antaranya pentas seni melibatkan peserta dari perwakilan pegiat seni, rintisan seni dan budaya serta komponen masyarakat di 12 Kapanewon se-Kulonprogo," jelasnya.


Ketua Panitia FKY DIY, Doni Maulistya menuturkan, kegiatan tersebut sebenarnya sudah ada sejak 1988 dan pada 2019 mengangkat konteks kesenian dengan nama FKY. Bersamaan dengan pandemi, fokus dilakukan perumusan, fungsi dan posisi FKY. Hal itu dilakukan dengan merekam kebudayaan lokal termasuk kebiasaan selama pandemi.


"Kami menemukan satu ide dan menjadi tema di masyarakat yakni pengelolaan air dan tanah untuk merawat pohon-pohon tua. Itu yang kemudian kami angkat menjadi tema air dan tanah, baik secara praktik, budaya nyata dan simbolis," tutur Doni. (Rul)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X