Hari Lahir Pancasila, GP Ansor dan Banser Ziarah Di Makam Buya Syafii Maarif

Photo Author
- Jumat, 3 Juni 2022 | 08:46 WIB
Anggota GP Ansor dan Banser DIY doa bersama di makam Buya Syafii Maarif.  KRJogja.com-Istimewa
Anggota GP Ansor dan Banser DIY doa bersama di makam Buya Syafii Maarif. KRJogja.com-Istimewa

KULONPROGO, KRJOGJA.com - Bertepatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor dan Satuan Koordinasi Wilayah Banser Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ziarah ke makam Prof Dr Ahmad Syafii Maarif (Buya Syafii Maarif) di Kompleks Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah di Pedukuhan Dukuh Kalurahan Donomulyo Kapanewon Nanggulan, Rabu (1/06) malam.

Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor, Muhammad Syaifuddin mengatakan, pihaknya berduka karena dua hal, secara fisik maupun sanad keilmuan. Di tangan almarhum dan karena akhlak baiknya, masalah-masalah bangsa bisa terselesaikan. "Kita berharap bisa melanjutkan apa yang menjadi keteladanan beliau. Tidak mudah kita mendapatkan sosok seperti beliau, dari segi pemikiran yang moderat maupun segi keagamaan," katanya.

Sementara itu Komandan Kokam Muhammadiyah Kulonprogo, Upiya Al Hasan bangga dengan pemikiran dan kesederhanaan almarhum yang luar biasa, tawaran dari Presiden Jokowi dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata di tolaknya secara halus.

"Kita punya rasa yang sama, begitu kehilangan sosok yang sangat luar biasa seperti Buya Syafii Maarif, kalau di NU ada Gus Dur (Abdurrahman Wakhid-Red.). Atas nama Pimpinan Wilayah Kokam dan Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Yogyakarta, saya menyampaikan salam kepada sahabat Ansor dan Banser," tuturnya.

Sementara itu Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Yogyakarta Bidang Hukum, Ulinnuha mengatakan, ziarah makam Buya Syafii Maarif bertepatan Hari Lahir Pancasila. "Kita berharap mendapat berkah dari almarhum, salah satu ciri-ciri wali adalah istiqomah perbuatan, pemikiran dan kesederhanaan, semua ada pada sosok Buya. Mengutip Gus Mus, Buya Syafii Maarif adalah wali Allah," kata Ulin.

Ditambahkan, Negara ini lahir setelah Muhammadiyah 1912 dan NU 1926, sehingga sudah sepantasnya kita bersama-sama menjaga keutuhan NKRI, karena kita dilahirkan dari rahim yang sama.

"Muhammadiyah dan NU telah melahirkan tokoh-tokoh bangsa dan agama yang hebat," tuturnya. (Rul)-

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X