Memayu hayuning bawana. Foto: Asrul" />
KULONPROGO, KRJOGJA.com - International Airport/ Bandara Internasional Yogyakarta (YIA/ BIY) diklaim sebagai salah satu sarana transportasi udara terbesar dan termegah yang dikelola oleh PT Angkasa Pura (AP) I. Dari sisi 'runway' yang dimiliki YIA, landasan pacunya terkuat di Indonesia, mampu menerima pesawat terbesar dan terkuat di seluruh dunia.
General Manajer (PTS GM) BIY, Agus Pandu Purnama mengatakan, fasilitas di YIA yang luasnya mencapai 219.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang pertahun tersebut selain modern dan megah juga lengkap. Salah satu ruangan yang tidak ada di bandara lain tapi ada di YIA adalah, 'prayer room'. Dalam ruangan tersebut tersedia fasilitas tempat sholat bagi umat Islam dan ruangan ibadah bagi penganut agama lain.
Dengan infrastruktur yang kuat, landasan pacu sepanjang 3.250 meter great
A, fasilitas lengkap termasuk bandara yang ramah difabel serta daya tampung penumpang mencapai 20 juta orang pertahun, Agus Pandu Purnama optimis, YIA nanti akan menjadikan Yogyakarta sebagai destinasi pariwisata utama Indonesia.
"Tidak ada istilah lagi setelah Bali. Karena Yogyakarta menjadi destinasi utama Indonesia. Karena semua ada di Yogya, mungkin Bali tidak ada seperti Karaton dan Yogya memang Istimewa," tegas perwira menengah TNI AU berkalkulasi dengan daya tampung 20 juta penumpang pertahun, penumpang asing yang masuk Yogya lewat YIA tahun ini bisa mencapai satu juta orang saja, kan luar biasa.
Ditegaskan target dua juta penumpang asing masuk Yogya pertahun tidak tercapai karena ketersediaan seat
atau kursi dari luar negeri hanya dari Singapura dan Malaysia. Karena pesawat berbadan lebar tidak bisa mendarat di Yogya. "Dengan adanya YIA menjadi alat produksi ketersediaan seat
. Sehingga nanti seat
-nya Eropa ada, seat
-nya Amerika dan Australia juga ada. Tidak lagi dibatasi seperti kemarin-kemarin," jelasnya.
Masyarakat harusnya sadar, dengan pariwisata kita bisa hidup. Seperti halnya Bali yang tidak pernah ada huru hara, karena begitu ada huru hara, masyarakat merasa rugi, tidak ada turis asing masuk," imbaunya mengajak masyarakat menjadi bagian dari promosi Yogyakarta yang ramah dan tahu betul identitas yogya.
Pandu menyayangkan pernyataan salah satu maskapai penerbangan yang mengatakan, mereka lebih memilih ke Bandara Adisumarmo di Solo ketimbang ke YIA dengan alasan akses YIA jauh. "Terus terang pernyataan tersebut cukup merugikan kami, karena yang terjadi sesungguhnya adalah pesawat mereka tidak bisa mendarat di YIA karena mereka tidak punya peralatan yang namanya PBN atau Performance Based Navigation
. Jadi mereka sudah mendaftar di YIA tapi karena standar peralatannya tidak dipenuhi maka mereka tidak bisa mendarat di sini," ungkap Pandu.