KULONPROGO, KRJOGJA.com - Tahun 2018 kasus penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kulonprogo (Januari hingga Agustus) terdapat 16 kasus. Tren DBD tahun ini cenderung menurun, sebab untuk Kulonprogo siklusnya enam tahunan, sedangkan nasional siklus lima tahunan.
Wilis Prasetyo SKM MPH Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo menyatakan, data pada tahun 2010 ada 472 kasus, 2011 (126), 2012 (50), 2013 (144, 1 meninggal), 2014 (128, 2 meninggal), 2015 123), 2016 (381, 2 meninggal), dan 2018 (79, 1 meninggal). Tahun 2018 sampai Agustus 16 kasus.Â
"Kita bisa lihat dari data tersebut ketika siklus enam tahunan jumlah kasusnya meningkat, yakni tahun 2010 sebanyak 472 kasus dan 2016 terdapat 381 kasus 2 diantaranya meninggal. Siklus enam tahunan diprediksi tahun 2021," ucapnya, Jumat (07/09/2018) malam.
Meski kasusnya turun dan cuacanya masih kemarau, namun masyarakat tetap harus menjaga kebersihan lingkungannya baik di dalam maupun luar rumah. Terutama di dalam rumah, jamban kamar mandi harus rutin dikuras.Â
"Jamban kamar mandi jangan lupa harus selalu dikuras, karena kalau jarang dikuras akan menjadi sarang jentik-jentik nyamuk. Sedangkan untuk lingkungan luar rumah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tetap dijalankan," ujar Wilis.Â
Wilis menuturkan, Puskesmas tetap melakukan sosialisasi DBD, mengaktifkan kelompok kerja operasional (pokjanal) supervisi di tingkat desa/kecamatan. Bulan September ini ada pelatihan juru pemantau jentik (jumantik) kecil pada 12 kecamatan. Jumantik kecil dari siswa sekolah dasar (SD) ini nantinya akan melakukan pemantauan jentik di sekolah maupun rumah. "Selain itu kami juga melakukan diagnosa cepat DBD dan menyediakan abate," kata Wilis.(Wid)