WATES, KRJOGJA.com - Prevalensi stunting di Kabupaten Kulonprogo tahun 2016 sebesar 16,26 persen dengan jumlah balita stunting (tubuh pendek) sekitar 3.386 balita. Kulonprogo merupakan salah satu dari 100 Kabupaten/Kota di Indonesia sebagai lokasi khusus Penanggulangan Stunting.
"Stunting ini terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan kemiskinan dan pola asuh tidak tepat yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal dan mudah sakit," kata Ketua Panitia Seminar, Sri Handayani SGz RD MPH pada Seminar Hari Gizi Nasional ke-58 "Selamatkan Generasi dari Stunting", di aula Adikarto Gedung Kaca, Sabtu (10/02/2018). Pembicara antara lain Prof Dr Madarina Julia MPH PhD SpA(K), Dr Siti Helmiyati DCN MKes, serta Nurul Laily Hidayati SSiT MKes.
Dikatakan, gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan meski kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Peranan zat gizi sangat penting bagi tumbuh kembang anak, terutama pada periode emas 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo dr H Bambang Haryatno MKes mewakili bupati, menyatakan, ada tiga persoalan gizi yang dihadapi Indonesia saat ini, yakni gizi kurang, gizi lebih, dan stunting. Di antara tiga itu, stunting menjadi masalah gizi yang dampaknya sangat besar dan intervensinya memerlukan peran semua pihak. Stunting ini memiliki efek jangka panjang, yang di awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan fungsional ketika dewasa.
Menurut Bambang, sesuai WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting. Di Kulonprogo berdasarkan data real dengan data by name by adress prevalensi stunting sebesar 16,4 persen jauh dari angka prevalensi nasional yaitu 37 persen.
"Kulonprogo merupakan salah satu dari 100 Kabupaten/Kota yang akan di intervensi dari Kementerian Kesehatan untuk masalah stunting. Sasaran dari upaya intervensi stunting ini adalah ibu hamil, ibu menyusui, anak usia 0-6 bulan, dan anak usia 7-23 bulan," paparnya sembari berharap dukungan dari seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam upaya menangani masalah stunting ini.(Wid)