WATES, KRJOGJA.com - Kabupaten Kulonprogo capaian peserta Keluarga Berencana (KB) Baru selama tahun 2017 sebanyak 4.884 akseptor dari target sebanyak 12.431 akseptor, atau 39,29 persen. Dari sisi persentase adalah terendah dibanding capaian Kabupaten/Kota se DIY, karena Kota Yogyakarta 55,20 persen, Gunungkidul, 55,05 persen, Bantul 43,43 persen dan Sleman 41,09 persen.
Dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penduduk pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMD Dalduk dan KB) Kabupaten Kulonprogo, Drs Mardiya, tahun 2017 merupakan capaian terendah sepanjang sejarah KB Kulonprogo. Dimulai tahun 2000 adalah 106,00 persen, hingga 2014 sebesar 108,61 persen, 2015 (58,42 persen) dan 2016 (61,36 persen).
Menurutnya, hasil penelusuran di lapangan dalam rangka mencari akar masalahnya, setidaknya ditemukan empat persoalan yang mendasar. "Diantaranya, frekuensi kunjungan rumah pada pasangan usia subur (PUS) yang belum ber-KB oleh Penyuluh KB maupun kader mengalami penurunan, ini dikarenakan personilnya semakin terbatas. Jauhnya jarak antara tempat tinggal calon akseptor dengan tempat pelayanan seiring dengan pemberlakuan ketentuan bahwa pelayanan KB IUD dan Implant hanya boleh dilayani di Puskesmas Induk. Sedangkan pelayanan MOP dan MOW harus di RSUP Sarjito atau DKT, RS Harjolukito, Bethesda, dan lainnya," katanya, Minggu (11/02/2018).
Terkait dengan capaian KB yang rendah, Kabid Keluarga Berencana yang baru (menggantikan Tristijanti SIP MSi) Siti Sholikhah AMKeb SKM MPH menyatakan, bahwa capaian program KB Kulonprogo perlu ditingkatkan. Atas arahan Bupati Kulonprogo dr H Hasto Wardoyo SpOG (K), beberapa program kerja 100 hari dalam jabatan barunya, adalah (1) Memindah pelayanan KB MOP dan MOW dari RS Sarjito ke RSUD Nyi Ageng Serang, (2) Meneruskan pemberian reward kambing pada peserta KB MOP Baru, (3) Melakukan pendataan PUS dan Kesertaan KB dan PUS yang tidak KB berikut alasannya, (4) Rasionalisasi target Peserta KB Baru, serta (5) Pengentasan kemiskinan di Kampung KB.
"Harapannya, dengan program kerja 100 hari tersebut, program KB di Kulonprogo kembali menggeliat dan mencapai prestasi yang membanggakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Terutama dalam pencapaian akseptor baru sebagai tolok ukur utama keberhasilan KB di suatu wilayah selain capaian Peserta KB Aktif," tambahnya. (Wid)