WATES (KRjogja.com) - Festival Budaya Perbatasan bakal digelar Pemkab Kulonprogo melalui Dinas Kebudayaan selama tiga hari, mulai Kamis (03/08/2017) sampai Sabtu (05/08/2017). Festival akan menampilkan 21 grup kesenian dari 21 desa yang berada di daerah perbatasan, tema tarian meliputi Lengger Tapeng, Incling Krumpyung, dan Reog Batik
Kamis (03/08/2017) di wilayah perbatasan barat (Purworejo) yaitu di Balai Desa Palihan Temon. Jumat (04/08/2017) di perbatasan utara (Magelang) di lapangan Sipace, Banjarharjo, Kalibawang. Serta Sabtu (05/08/2017) di perbatasan Timur (Bantul) di jembatan lama Blimbing. Acara akan dimulai pukul 19.30 sampai selesai,
"Festival digelar dalam upaya menggali dan menguatkan kreativitas seni di daerah perbatasan, supaya tidak tergerus kebudayaan daerah tetangga. Ini menitikberatkan pengembangan potensi perbatasan. Program ini diilhami pemerataan pembangunan budaya supaya tidak terpusat di kota, menguatkan seni budaya di perbatasan dan maraknya aksi klitih sebagai budaya pop yang merusak," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Drs Untung Waluya, Kamis (03/08/2017).
Di wilayah perbatasan utara (Magelang) , Kulonprogo dikenal tari Topeng Ireng, maka akan diangkat tari Lengger Tapeng. Kulonprogo di perbatasan barat (Purworejo) identik dengan Dolalak,  mengangkat tari Incling Krumpyung. Di perbatasan wilayah timur (Bantul dan Sleman) akan mengangkat Reog Wayang (Sugriwo-Subali). "Kostum juga akan menentukan siapa pemenang dalam festival ini, perbatasan timur difokuskan kostum batik, wilayah utara flora dan daur ulang, sedangkan  di barat kain lurik khas Temon," jelasnya.
Ditambahkan Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo, Joko Mursito SSn MA, festival budaya perbatasan disamping untuk mengenali potensi seni dan budaya daerah, mewadahi pula kreativitas seniman serta mempopulerkan kesenian daerah berkemasan baru, komunikatif, inovatif, dan atraktif. Peserta adalah grup atau kontingen seni yang ditunjuk kecamatan, maksimal 40 peserta. (Wid)