KULONPROGO, KRJOGJA.com - Warga lima pedukuhan di Desa Hargorejo mengeksplorasi lingkungan sekitar tempat tinggal menjadi destinasi wisata alam. Aliran air sungai di lembah dua lereng bukit bebatuan andesit menjadi daya tarik tersendiri. Membutuhkan tantangan berjalan kaki untuk sampai di kawasan ini.
Lima pedukuhan tersebut meliputi warga di Selo Barat, Selo Timur, Kliripan, Sangkrek dan warga di Tejogan yang dikoordinasikan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Hargorejo. Warga menyebut wisata alam tersebut, ‘Pesona Lembah Kedung Luweng’.
Untuk sampai ke lembah Kedung Luweng, harus menyeberang tempuran sungai dan berjalan menempuh jarak sekitar 1 kilometer (km). Beberapa hari terakhir warga menyiapkan jalur di sepanjang sungai dan jembatan bambu agar tidak perlu menyeberang sungai lagi.
â€Ini menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan warga untuk menyongsong bandara dan program bedah Menoreh. Lokasi cukup strategis karena di dalam kawasan jalan provinsi,†ujar Setya Haryanto, Dukuh Kliripan, Desa Hargorejo.
Di lembah Kedung Luweng dapat menikmati banyak kedung atau genangan air di aliran sungai membelah bebatuan. Warga menyebut Kedung Luweng karena genangan air membentuk tungku. Berdekatan dengan Kedung Luweng terdapat Kedung Bimo dan spot pemancingan sidat.
Ketua Lembaga Pembangunan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Hargorejo, Sri Widodo menjelaskan ‘Pesona Lembah Kedung Luweng’ masih dalam proses penataan. Selain menyiapkan jalur dan jembatan sesek, masih melengkapi fasilitas pendukung seperti kamping ground, kolam renang, gazebo, spot foto dan kamar kecil.
Menurutnya, sumber dana untuk pembangunan fasilitas pendukung dilakukan oleh warga secara swadaya yang diwadahi dalam koperasi. Dana yang sudah terkumpul hingga saat ini lebih dari Rp 600 juta. â€Untuk keterbukaan dapat diketahui dan hasilnya dinikmati warga, manajemen pengelolaan wisata berbasis koperasi,†jelasnya. (Ras)
