Muspika Temukan Warga 'Cetak Sawah Baru' di Sungai Gunseiro

Photo Author
- Jumat, 31 Maret 2017 | 20:40 WIB

GALUR,KRJOGJA.com - Sejumlah petani Pedukuhan Pathuk Desa Tirtorahayu Kecamatan Galur melakukan penanaman padi di lahan Sungai Gunseiro. Tindakan tersebut merupakan akumulasi kekecewaan warga terhadap Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) yang sampai saat ini tidak merespon usulan warga yang disampaikan melalui Pemerintah Kecamatan Galur supaya melakukan normalisasi Sungai Gunseiro sehingga wilayah mereka tidak terendam banjir pada musim penghujan.

Terungkapnya warga 'mencetak sawah baru' di lahan sungai tersebut ketika unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Galur yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Kecamatan Sehat mengadakan Gowes Tapal Batas Galur, Jumat (31/3/2017).

Gowes Tapal Batas Galur merupakan satu dari dua kegiatan yang diadakan Forum Silaturahim Kecamatan Sehat. Kegiatan lainnya adalah senam sehat yang tempat pelaksanaannya bergilir baik di instansi-instansi, desa maupun pedukuhan.

"Gowes Tapal Batas Galur' merupakan tindak lanjut hasil rakor kecamatan yang bertujuan membangun sinergitas, kebersamaan dan kepedulian dengan mencermati tapal batas Galur menggunakan sepeda. Rute 25 kilometer kami tempuh dua jam dan menemukan beberapa potensi sekaligus kritikan halus dari masyarakat.

Sementara Forum Silaturahim Galur (Forsiga) yang terdiri camat, koramil, kapolsek, para kades dan BPD dan anggota DPRD domisili membahas bahan perencanaan, evaluasi dan pengawasan. Saat dalam perjalanan menyusuri batas wilayah Galur tepatnya di Pedukuhan Pathuk, Tirtorahayu, rombongan Camat Galur H Latnyana SAg MM MAP bersama Danramil 09/ Galur Kapten Kav Suhana melihat 'sawah baru' yang sudah ditanami padi di lahan Sungai Gunseiro.

Seketika itu juga unsur mupika kaget sehingga berhenti dan meminta keterangan  kepada warga. "Jawaban warga sungguh mengagetkan kami, ternyata mereka menanam padi di lahan Sungai Gunseiro merupakan bentuk kritikan halus kepada pemerintah dalam hal ini BBWSSO yang tidak juga melakukan normalisasi sungai," kata Camat Latnyana.

Dalam pandangan warga 'mencetak sawah baru' di sungai selain memanfaatkan lahan yang ada juga sebagai upaya menjaga sungai agar tetap bersih, mengingat sepanjang Sungai Gunseiro selama ini banyak ditumbuhi tanaman gulma enceng gondok. "Jadi warga berpendapat dengan ditanami padi maka kawasan tersebut selain bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan juga sebagai upaya menjaga sungai agar tetap bersih dari enceng gondok," terangnya.

Mendengar alasan warga yang masuk akal maka unsur Muspika Galur tidak kemudian mencak-mencak. Tapi sebaliknya mengingatkan warga agar tetap menjaga fungsi utama sungai. Sehingga mereka dibiarkan memanfaatkan lahan sungai dengan menanam padi tapi harus konsisten menjaga kebersihan sungai dari tanaman enceng gondok. "Kami sudah mengingatkan warga agar tidak menanam padi di tanggul sungai. Jika tanaman padi mereka rusak atau hanyut diterjang arus Sungai Gunseiro maka tidak boleh meminta ganti rugi kepada siapa pun, mengingat peristiwa tersebut bagian dari resiko menanam padi di sungai," tutur Latnyana.(Rul)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X