Peralatan Minim, Tim SAR Kesulitan Temukan Korban Laka Air di Dasar Sungai

Photo Author
- Kamis, 16 Maret 2017 | 18:10 WIB

TEMON, KRJOGJA.com - Tim Search And Rescue (SAR) Sat Linmas V Kulonprogo selalu mengalami kesulitan pencarian terhadap para korban tenggelam. Lantaran minim peralatan. Sarana pendukung utama yang dibutuhkan petugas guna mempercepat penemuan korban tenggelam adalah alat selam. Ironisnya Tim SAR Kulonprogo hingga saat ini tidak dilengkapi peralatan tersebut.  

"Tim SAR Sat Linmas Wilayah V Kulonprogo memang tidak punya alat selam. Sehingga ketika ada kejadian orang tenggelam di dasar air yang tidak bisa dijangkau dengan pernapasan normal maka kami hanya menunggu peralatan selam datang dari Sat Linmas DIY," kata petugas Tim SAR Sat Linmas Wilayah V Kulonprogo, Sutiman.

Menurutnya, peralatan selam sangat dibutuhkan Tim SAR air terutama untuk mencari tubuh korban yang berada di dasar dengan kedalaman di atas tiga meter. "Peralatan Tim SAR air Kulonprogo memang relatif minim, padahal alat selam sangat dibutuhkan sebagai upaya percepatan penemuan korban di dasar air," tambahnya.

Dengan tidak dilengkapinya peralatan selam maka upaya pencarian korban tenggelam menjadi sangat terhambat. Padahal para anggota Tim SAR telah mendapat pelatihan pencegahan dan pertolongan bagi korban kecelakaan air. "Kalau dipikir-pikir pelatihan penggunaan alat selam yang diberikan kepada Tim SAR memang tidak ada manfaatnya, karena setiap ada kejadian, peralatan tersebut tidak ada, sehingga kami hanya menggunakan alat manual tongkat bambu untuk mengetahui keberadaan korban di dasar air," jelasnya.

Mengingat vitalnya alat selam maka pihaknya berharap peralatan tersebut stand by paling jauh di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Syukur-syukur kalau alat selamnya ditempatkan di Pos SAR Pantai Glagah. Sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan kami bisa bergerak cepat memberikan pertolongan terhadap korban kecekalaan air," ujarnya.

Seperti diketahui, Tim SAR dalam upaya pencarian tiga korban tenggelam di Muara Sungai Serang Pantai Glagah, Temon, Rabu (15/3) hanya menggunakan tongkat bambu sepanjang tiga meter yang dihujam-hujamkan ke pasir di dasar sungai untuk mengetahui keberadaan tubuh para korban. Jasad korban Muhammad Mahfud baru bisa ditemukan setelah petugas Tim Basarnas DIY melakukan pencarian dengan alat selam. Waktu yang mereka butuhkan pun relatif cepat hanya satu menit 55 detik. Sementara untuk menemukan tubuh korban Suktristianto dan Putra Kristanto di dasar sungai, Tim SAR membutuhkan waktu berjam-jam karena hanya menggunakan tongkat bambu.

Ketua Komisi III DPRD setempat, Aji Pangaribawa mengatakan, langkah-langkah antisipasi tetap harus diupayakan maksimal. Melihat kecelakaan di Muara Sungai Serang, personil SAR di Pantai Glagah sudah cukup tapi peralatan pendukungnya minim. "Jarak Posko SAR penjagaan yang terlalu jauh dari titik kumpul para wisatawan juga menjadi salah satu faktor penghambat petugas dalam melakukan penyelamatan saat terjadi kasus kecelakaan air. Alat selam memang vital untuk mempercepat penemuan korban," tegasnya, Kamis (16/3/2017). (Rul)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

YIA Siap Layani Lonjakan Penumpang Libur Akhir Tahun

Kamis, 18 Desember 2025 | 19:50 WIB

Peran Strategis Baznas Bantu Masyarakat

Kamis, 18 Desember 2025 | 13:30 WIB

Data BPS Bisa Dikemas Jadi Konten Edukatif

Jumat, 12 Desember 2025 | 13:45 WIB

Direksi KR Silatuhrami dengan Bupati Kulonprogo

Minggu, 7 Desember 2025 | 17:46 WIB
X