KULONPROGO (KRjogja.com) - Proyek pembangunan ruas Jalan Sedan - Jekeling Desa Sidorejo Kecamatan Lendah menjadi perhatian masyarakat, pemdes dan pemerintah kecamatan setempat. Pasalnya pekerjaan proyek sepanjang sekitar 500 meter dengan nilai anggaran hampir Rp 400 juta tersebut belum selesai, tapi sudah ditinggalkan oleh pihak rekanan yang menggarap. Sehingga kondisi jalan nampak mengalami kerusakan parah, selain itu tumpukan material berupa pasir dan batu split serta molen digeletakkan begitu saja tanpa dirapikan.
"Mencuatnya masalah pembangunan Jalan Sedan - Jekeling yang tidak selesai digarap tersebut mencuat saat berlangsung Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kecamatan Lendah. Warga mengeluhkan proyek tersebut tidak rampung dan kondisi jalan rusak parah," kata anggota DPRD Kulonprogo asal Lendah Muh Ajrudin Akbar, Rabu (1/3/2017).
Selain dihadiri dua anggota DPRD masing-masing Ajrudin dan Priyono Santoso serta Camat Lendah Sumiran, Musrenbang juga dikuti Kades Sidorejo Sutrisno dan perangkat desa dan perwakian warga. Setelah mendapat laporan adanya dugaan ketidakberesan pembangunan Jalan Sedan - Jekeling maka anggota DPRD, camat, kades dan dukuh setempat meninjau lokasi.
"Benar, tadi pak kades bersama rombongan saya tidak kenal, datang ke sini tanya-tanya seputar pembangunan jalan ini. Saya jawab apa adanya," jelas warga Sedan, Triatmi.
Sepengetahuannya, ruas Jalan Sedan - Jekeling mulai dibangun atau diaspal dan dicor Juli 2016, tapi sampai menjelang Hari Raya Natal 2016 pekerjaan belum selesai dan pekerja dari kontraktor yang menggarap proyek berhenti dengan meninggalkan satu unit molen di tengah jalan serta beberapa tumpukan material. "Sebenarnya para pekerja sempat melakukan pengecoran jalan beberapa meter, tapi tiba-tiba hujan lebat, sehingga cor-coran tergerus air hujan," terangnya.
Sejak kejadian itu para pekerja tidak kembali lagi dengan meninggalkan alat kerja dan material secara sembarangan. "Mereka mulai berhenti bekerja sehari menjelang Hari Natal dan sampai sekarang tidak pernah kembali. Dulu mesin molen (alat mencampur material semen, split dan pasir) berada di tengah jalan, karena pekerjaan lama tidak dilanjutkan maka warga memindahkannya ke pinggir jalan agar tidak menganggu lalu lintas," tandas warga lainnya, Wahyono.
Setelah melihat kondisi jalan,Ajrudin Akbar mengaku prihatin dengan apa yang telah dilakukan pihak rekanan. Menurutnya, jika proyek tersebut dikerjakan serius maka pada Oktober 2016 sudah selesai dan saat ini masih dalam masa pemeliharaan. Tapi karena kurangnya rasa tanggungjawab dari rekanan maka garapan tidak pernah diselesaikan. Hal tersebut terbukti ada beberapa meter jalan yang sampai sekarang belum dicor atau diaspal. Sementara material masih menumpuk dan mesin molen ditinggal begitu saja. "Kayaknya pasir dan split, akan dipakai pemborong untuk ngecor sisa jalan yang belum dikerjakan, tapi tidak jadi. Saya tidak tahu penyebab proyek terhenti," tambah Wahyono. (Rul)